Tampilkan postingan dengan label Tausiyah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tausiyah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 06 Januari 2017

Terungkap Sudah! Alasan Mengapa Rasulullah Melarang Pria Memakai Emas

Ilustrasi Cicin | Foto : Search Google
entu kita pernah mendengar kalau umat Islam melarang kaum pria memakai emas, mungkin diantara kita bertanya-tanya kenapa Islam melarang ya, padahal kan bukan barang haram. 

Kalau haram tentu wanita juga dilarang memakai emas. 

Ternyata bukan karena takut kaum wanita tersaingi tapi karena ada alasan lain yang baru bisa dibuktikan pada abad ke 20 ini. 

Berikut Hadistnya :
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah melarang kaum laki-laki memakai cincin emas [Al-Bukhari dan Muslim] masing-masing dari Al-Bara' bin Azib Radhiyallahu 'anhu, bahwa ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki memakai cincin emas ditangannya, maka beliau memintanya supaya mencopot cincinnya, kemudian melemparkannya ke tanah. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Al Buchori dan Imam Muslim.

Ternyata diabad ke 20, para ahli fisika telah menyelidiki hal ini dan kemudian menyimpulkan bahwa atom pada emas mampu "menembus" ke dalam kulit dan masuk ke dalam darah manusia, dan jika pria mengenakan emas dalam jumlah tertentu dan dalam jangka waktu yang lama, maka dampak yang ditimbulkan yaitu di dalam darah dan urine akan mengandung atom emas dalam kadar yang melebihi batas (dikenal dengan sebutan migrasi emas).

Dan apabila ini terjadi dalam jangka waktu yang lama, maka akan mengakibatkan penyakit Alzheimer.

Sebab jika tidak di buang maka dalam jangka waktu yang lama atom emas dalam darah ini akan sampai ke otak dan memicu penyakit Alzheimer.

Alzheimer adalah suatu penyakit dimana orang tersebut kehilangan semua kemampuan mental dan fisik serta menyebabkan kembali seperti anak kecil.

Selain itu, Alzheimer bukan penuaan normal, tetapi merupakan penuaan paksaan atau terpaksa. Biasanya jika seseorang yang terkena penyakit Alzheimer adalah Charles Bronson, Ralph Ealdo Emerson dan Sugar Ray Robinson.

Dan mengapa Islam membolehkan wanita untuk mengenakan emas ? 

"Wanita tidak menderita masalah ini karena setiap bulan, partikel berbahaya tersebut ke luar dari tubuh wanita melalui menstruasi."

Itulah sebabnya Islam mengharamkan pria memakai emas dan membolehkan wanita memakai perhiasan emas.

Itulah alasan agama Islam melarang pria memakai emas, ternyata hal ini telah diketahui Rasulullah Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam 1400 tahun silam. Padahal beliau tidak pernah belajar ilmu fisika dan tidak paham tentang fisika. 

Semoga lewat tulisan ini kita khususnya sebagai seorang Muslim dapat mengambil hikmah dari larangan ini dan diteguhkan Iman kita agar tetap taat menjalankan Perintah dan menjauhi larangan dari Allah swt. yang telah disampaikan melalui Al-Qur'an Dan Al-hadist.

CATATAN :
Untuk wanita yang sudah Manopause sebaiknya kalau tidur malam perhiasan emas jangan dipakai.


| Berbagai Sumber

Sabtu, 29 Oktober 2016

Mengenal Kiai Saleh, Guru KH Hasyim Asy'ari dan KH Ahmad Dahlan

Talkshow, Mengenal Muhammadiyah dan NU | Foto : rol.co.id
Tokoh ulama asal Jawa Tengah ini sangat terkenal khususnya di bidang pendidikan agama pada awal tahun 1900-an. Para ulama kondang semisal KH Hasyim Asy'ari dan KH Ahmad Dahlan, adalah beberapa di antara para muridnya.

KH Saleh Darat Semarang dilahirkan di desa Kedung Cemlung, Jepara, Jawa Tengah pada tahun 1820. Ayahnya adalah seorang ulama terkemuka, yakni KH Umar yang tercatat pernah bergabung dengan pasukan Pangeran Diponegoro saat melawan kompeni Belanda. Dengan bimbingan sang ayah, Saleh kecil belajar berbagai ilmu agama, termasuk membaca Alquran. 

Pendidikan agama tak sebatas didapat dari ayahnya. Beberapa ulama yang bermukim di sekitar desa itu, pernah pula menjadi gurunya. Salah satunya adalah KH Syahid, seorang ulama dari Waturojo, Pati. Beberapa lama kemudian setelah selesai menimba ilmu di Pati, ayahnya membawa Saleh ke Semarang untuk belajar pada sejumlah kiai, yakni KH Muhammad Saleh Asnawi Kudus, KH Ishaq Damaran, KH Abu Abdillah Muhammad Hadi Banguni, KH Ahmad Bafaqih Balawi, dan KH Abdul Gani Bima. 

Usai merampungkan pendidikan di Semarang, berangkatlah dia ke Singapura bersama ayahnya pula. Dari sana, mereka lantas melanjutkan perjalanan ke Tanah Suci Makkah guna menunaikan ibadah haji. Tak lama setelah tiba di Makkah, KH Umar meninggal dunia. Seorang diri, Saleh kemudian memutuskan untuk tinggal sementara waktu di Makkah dan menuntut ilmu kepada beberapa orang ulama. 

Disebutkan dalam buku Ensiklopedi Islam, bahwa guru agamanya ketika di Makkah antara lain Syekh Muhammad al-Murqi, Syekh Muhammad Sulaeman Hasbullah, Syekh Sayid Muhammad Zein Dahlan, Syekh Zahid, Syekh Umar as-Syani, Syekh Yusuf al-Misri serta Syekh Jamal Mufti Hanafi. Tak hanya itu, teman-teman belajarnya juga merupakan ulama kondang seperti KH Muhamad Nawawi Banten (Syekh Nawawi al-Jawi) dan KH Cholil Bangkalan. 

Saleh termasuk murid cerdas. Tak lama dia pun mampu menyelesaikan pendidikannya. Terkesan dengan kepandaian pemuda ini, guru-gurunya sepakat memberi dia kesempatan mengajar di Makkah. Nah salah satu muridnya saat mengajar adalah KH Hasyim Asyari, pendiri NU. 

Komitmennya untuk memajukan pendidikan agama sangat kuat. Pun ketika beberapa tahun kemudian dia kembali ke tanah air, langsung mendirikan sebuah pondok pesantren di daerah Darat, yang letaknya berada di pesisir pantai kota Semarang. Dari situlah selanjutnya ulama ini akrab dengan panggilan KH Saleh Darat Semarang. 

Pondok pesantren tersebut dengan cepat menjadi terkenal. Banyak muridnya datang dari luar daerah. Sejumlah murid KH Saleh Darat pun lantas menjadi ulama terkemuka pula, seperti misalnya KH Mahfuzd (pendiri Ponpes Termas, Pacitan), KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), KH Idris (pendiri Ponpes Jamsaren, Solo), KH Sya'ban (ulama ahli falaq dari Semarang), Penghulu Tafsir Anom dari Keraton Surakarta dan KH Dalhar (pendiri Ponpes Watucongol, Muntilan). 

Dunia pendidikan agama memang sudah mendarah daging bagi KH Saleh Darat. Selain memberikan pengajaran langsung, kiprahnya juga mencuat dalam berbagai karya tulisnya. Beberapa yang terkenal adalah karya berjudul Majmu'ah asy-Syariah al-Kafiyah li al-Awwam (Buku Kumpulan Syariat yang Pantas bagi Orang Awam), Kitab Munjiyat (Buku tentang Penyelamat) yang merupakan saduran dari buku Ihya Ulum ad-Din, Kitab al-Hikam (Buku tentang Hikmah), Kitab Lata'if at-Taharah (Buku tentang Rahasia Bersuci), Kitab Manasik al-Hajj(Buku tentang Manasik Haji) dan lain-lain. 

Buku-buku tersebut banyak digunakan sebagai buku pegangan di sejumlah pesantren serta majelis taqlim di wilayah Jawa Tengah. Bahkan hingga kini, beberapa bukunya masih terus diterbitkan. Sebagian besar karya tersebut ditulis menggunakan bahasa Jawa dengan huruf Arab (pegon) dan hanya beberapa saja yang ditulis dengan bahasa Arab. Ini dilakukan agar karyanya tersebut dapat dipahami oleh masyarakat luas. KH Saleh Darat merupakan ulama pertama di Jawa Tengah yang mempelopori penulisan buku agama serta Alquran dalam bahasa Jawa. 

Semasa hidupnya, KH Saleh Darat juga terkenal sebagai pemikir di bidang ilmu kalam. Dari penuturan cendekiawan Muslim Prof DR Nurcholis Madjid, tokoh agama ini sangat kuat mendukung paham teologi Asy'ariyah dan Maturidiah. Pembelaan terhadap paham ini tertuang jelas dalam buku Tarjamah Sabil al-Abid ala Jauharah at-Tauhid. 

Dalam buku tersebut dia mengemukakan penafsirannya terhadap sabda Nabi Muhammad SAW bahwa akan terjadi perpecahan umat Islam menjadi 73 golongan dan hanya satu golongan akan selamat. Dan yang dimaksud Rasulullah dengan golongan yang selamat adalah mereka yang berkelakuan seperti yang dilakukan Rasulullah. Yaitu melaksanakan akaid, pokok-pokok kepercayaan Ahlusunnah Waljamaah, Asy'ariyah, dan Maturidiah.

Selasa, 14 Juni 2016

Waktu Imsak Habis, Tapi Belum Sempat Mandi Junub, Apakah Boleh Berpuasa?

Berhubungan suami istri saat malam pada bulan Romadhan diperbolehkan secara syar'i. Akan tetapi tidak dibenarkan melakukannya pada siang hari.
Ilustrasi | Foto Pencarian Google
Hukuman bagi yang melanggar pun cukup berat yaitu berpuasa selama 2 bulan berturut-turut. Namun terkadang, selesai berhubungan suami-istri pada malam hari, tertidur hingga terdengar suara adzan. Pertanyaannya, apakah masih boleh melanjutkan puasa ketika kondisinya masih junub padahal sudah adzan Shubuh. 

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, 

قَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ فِى رَمَضَانَ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ غَيْرِ حُلُمٍ فَيَغْتَسِلُ وَيَصُومُ.

Artinya :
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjumpai waktu fajar di bulan Ramadhan dalam keadaan junub bukan karena mimpi basah, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi dan tetap berpuasa.” (HR. Muslim no. 1109) 

Hadits di atas diperkuat lagi dengan ayat,


فَالْآَنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ

Artinya :
“Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam” (QS. Al Baqarah: 187).

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Yang dimaksud dengan mubasyaroh (basyiruhunna) dalam ayat di atas adalah jima’ atau hubungan intim. Dalam lanjutan ayat disebutkan “ikutilah apa yang telah ditetapkan oleh Allah untuk kalian”.

Jika jima’ itu dibolehkan hingga terbit fajar (waktu Shubuh), maka tentu diduga ketika masuk Shubuh masih dalam keadaan junub. Puasa ketika itu pun sah karena Allah perintahkan “sempurnakanlah puasa itu sampai datang malam.” Itulah dalil Al Quran dan juga didukung dengan perbuatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menunjukkan bolehnya masuk Shubuh dalam keadaan junub.” (Syarh Shahih Muslim, 7: 195). (Ambiguistis/Rumaysho)

Selasa, 22 Maret 2016

Bersegeralah Menikah, Karena Menikah adalah...

Hubungan antara laki-laki dan perempuan akan terlihat serius bila di lanjutkan dengan Pernikahan. Sebab pernikahan adalah wujud kasih sayang yang sesungguhnya. Tidak ada nuansa main-main namun hanya kesungguhan mengikat jalinan suci, sekaligus sebagai ibadah kepada Allah SWT.
Ilustrasi | Foto S. A. Nasri
Banyak cara manusia memandang pernikahan. Dalam kondisi tertentu, pernikahan dapat menjadi solusi misalnya untuk menghindari berbagai kemaksiatan yang mungkin akan terjadi dalam pacaran atau dikarenakan seseorang tidak mempunyai pasangan. Namun, dalam kondisi yang lain, pernikahan terkadang hanya dipandang sebagai pelampiasan semata. 

Akan tetapi sejatinya pernikahan dipahami sebagai ibadah, sehingga bisa dikatakan 90 persen bahwa tujuan menikah itu adalah membangun sayap kehidupan melalui cinta dan kasih sayang. Sedangkan 10 persen adalah tujuan dari masalah nafsu,

Seperti halnya ibadah yang lain, menikah harus disertai dengan niat dan cara yang benar. Pernikahan harus dilandasi dengan kesiapan fisik dan mental. 

Jika dipandang dalam konteks saat ini, kesiapan fisik berarti pasangan telah baligh dan mampu secara fisik melakukan kewajiban-kewajiban dalam pernikahan. Sementara, kesiapan mental, mencakup porsi yang lebih luas seperti memiliki pengetahuan tentang pernikahan dan bagaimana membina rumah tangga yang sakinah, mawadah, warahmah. 

Seseorang yang sudah siap menikah hendaknya memahami bahwa pernikahan tak melulu berkaitan dengan faktor nonmateri, namun juga materi. Oleh karena itu, seorang yang siap menikah harus siap pula menanggung kewajiban untuk menafkahi pasangannya. Artinya bukan berarti harus punya modal banyak, tapi siap secara mental untuk bekerja menafkahi keluarganya. Jadi dengan demikian seseorang yang hendak menikah adalah mereka yang memiliki perencanaan dalam membina kehidupan didalam rumah tangga.

Selain itu, bila ditinjau dari sisi ilmu agama, pernikahan sangat penting dalam membentuk kesiapan mental untuk menghadapi pernikahan. Sebab, semua hal terkait dengan pernikahan telah diatur di dalamnya. Sebagaimana kita ketuhui bersama, pernikahan yang serius dan dengan disertai niat karena Allah SWT, maka bisa dikatakan bahwa seseorang itu telah beribadah karena nikah itu adalah Ibadah.

Selanjutnya, calon pasangan juga harus memahami ilmu terapan yang mendukung terlaksananya hak dan kewajiban dalam pernikahan. Misalnya, seorang suami harus memahami cara bekerja yang baik untuk memenuhi kebutuhan materi keluarga. 

Apabila telah timbul keinginan menikah dalam seorang pemuda Muslim, ia hendaknya bersegera menikah. Namun, ia harus menyiapkan pengetahuan, sehingga mentalnya siap untuk menikah. Dengan kesiapan ini, pernikahan akan terwujud menjadi ibadah.



| Republika.co.id 
| Sumber-sumber lain

Selasa, 02 Februari 2016

Wajib Baca.. !! Inilah Hukum Menolak Lamaran atau Ortu Yang Memaksa Menjodohkan Anaknya

Menerima atau menolak pinangan dari seseorang sama-sama hak seorang wanita. Bahkan pinangan Sa’ad bin Abi Waqqash RA. kepada janda mendiang Mutsanna bin Haritsah tidak langsung diterima. Kecuali setelah melalui berbagai proses panjang yang tidak mudah.

Alat Peneu woe dalam adat Aceh
Ketika seorang wanita merasa tidak sreg dengan keadaan laki-laki yang meminangnya, tidak ada yang salah. Baik alasan itu bersifat syar’i, maupun bersifat pribadi. Sebab ketika seorang wanita memutuskan untuk menerima pinangan itu, resikonya jelas. Yaitu untuk selanjutnya, dirinya hidup di bawah suaminya. Dia harus hidup bersamanya, taat, tunduk dan patuh kepada suaminya. Bahkan surganya ditentukan oleh bagaimana sikapnya kepada suaminya.

Kalau seorang wanita merasa tidak nyaman dengan seorang calon suami, tentu di masa berikutnya akan menjadi problem berat. Dan ini adalah soal selera, di mana Islam justru sangat memperhatikan kebebasan seorang wanita untuk memiliki selera dengan tipe laki-laki yang akan menjadi pendamping hidupnya.

Di dalam syariah Islam, seorang ayah dilarang untuk untuk memaksakan jodoh untuk anak wanitanya. Apalagi sekedar seorang calon suami, di mana lamarannya itu sangat tergantung dari penerimaan pihak calon istri. Maka calon istri punya hak dan wewenang sepenuhnya untuk menerima sebuah lamaran atau menolaknya. Baik dengan alasan yang masuk akal bagi pelamar maupun tidak. Sebab bisa saja faktor penolakannya itu merupakan hal yang tidak ingin disebutkan secara terbuka.

Adapun hadits yang menyebutkan akan terjadi fitnah bila seorang wanita menolak lamaran laki-laki yang shalih, tentu harus dipahami dengan lengkap dan jernih. Hadits itu bukan dalam posisi untuk menetapkan bahwa sebuah lamaran dari laki-laki yang shalih itu haram ditolak. Tidak demikian kandungan hukumnya.

Sebab kalau demikian, bagaimana dengan lamaran seorang laki-laki shalih kepada seorang puteri raja atau pembesar, di mana kedua tidak sekufu atau memang tidak saling cocok satu dengan yang lain? Apakah puteri raja itu berdosa bila menolak lamaran dari seorang yang tidak disukainya?

Bahkan di dalam syariah Islam, seorang wanita yang sudah menikah namun merasa tidak cocok dengan suaminya, masih punya hak untuk bercerai dari suaminya. Apa lagi baru sekedar lamaran dari laki-laki yang sudah punya istri pula.

Dari Ibnu Abbas RA.: Sesungguhnya istri Tsabit bin Qais datang kepada Rasulullah SAW, ia berkata: Wahai Rasulullah, Aku tidak mencelanya dalam hal akhlaknya maupun agamanya, akan tetapi aku benci kekufuran dalam Islam. Maka Rasulullah SAW berkata padanya, Apakah kamu mengembalikan pada suamimu kebunnya? Wanita itu menjawab, Ya. Maka Rasulullah SAW berkata kepada Tsabit, Terimalah kebun tersebut dan ceraikanlah ia 1 kali talak.

Agar tidak menjadi fitnah, tentu ada cara penolakan yang halus dan lembut, tanpa menyinggung perasaan, namun si pelamar itu bisa menerima intisarinya, yaitu penolakan. Sehingga fitnah yang dikawatirkan itu tidak perlu terjadi.

Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لَا تُنْكَحُ الْأَيِّمُ حَتَّى تُسْتَأْمَرَ وَلَا تُنْكَحُ الْبِكْرُ حَتَّى تُسْتَأْذَنَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ إِذْنُهَا 

قَالَ أَنْ تَسْكُتَ
"Tidak boleh menikahkan seorang janda sebelum dimusyawarahkan dengannya dan tidak boleh menikahkan anak gadis (perawan) sebelum meminta izin darinya." Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana mengetahui izinnya?" Beliau menjawab, "Dengan ia diam." (HR. Al-Bukhari no. 5136 dan Muslim no. 1419)

Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


الثَّيِّبُ أَحَقُّ بِنَفْسِهَا مِنْ وَلِيِّهَا وَالْبِكْرُ يَسْتَأْذِنُهَا أَبُوهَا فِي نَفْسِهَا وَإِذْنُهَا صُمَاتُهَا

"Seorang janda lebih berhak atas dirinya daripada walinya, sedangkan perawan maka ayahnya harus meminta persetujuan dari dirinya. Dan persetujuannya adalah diamnya." (HR. Muslim no. 1421)

Dari Khansa’ binti Khidzam Al-Anshariyah radhiallahu anha:

أَنَّ أَبَاهَا زَوَّجَهَا وَهِيَ ثَيِّبٌ فَكَرِهَتْ ذَلِكَ فَأَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَدَّ نِكَاحَهَا

"Bahwa ayahnya pernah menikahkan dia -ketika itu dia janda- dengan laki-laki yang tidak disukainya. Maka dia datang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam (untuk mengadu) maka Nabi shallallahu alaihi wasallam membatalkan pernikahannya." (HR. Al-Bukhari no. 5138)

Al-Bukhari memberikan judul bab terhadap hadits ini, "Bab: Jika seorang lelaki menikahkan putrinya sementara dia tidak senang, maka nikahnya tertolak (tidak sah)."

Penjelasan ringkas:

Di antara kemuliaan yang Allah Ta’ala berikan kepada kaum wanita setelah datang Islam adalah bahwa mereka mempunyai hak penuh dalam menerima atau menolak suatu lamaran atau pernikahan, yang mana hak ini dulunya tidak dimiliki oleh kaum wanita di zaman jahiliah. Karenanya tidak boleh bagi wali wanita manapun untuk memaksa wanita yang dia walikan untuk menikahi lelaki yang wanita itu tidak senangi.

Karena menikahkan dia dengan lelaki yang tidak dia senangi berarti menimpakan kepadanya kemudharatan baik mudharat duniawiah maupun mudharat diniah (keagamaan). Dan sungguh Nabi shallallahu alaihi wasallam telah membatalkan pernikahan yang dipaksakan dan pembatalan ini menunjukkan tidak sahnya, karena di antara syarat sahnya pernikahan adalah adanya keridhaan dari kedua calon mempelai.

Akan tetapi larangan memaksa ini bukan berarti si wali tidak punya andil sama sekali dalam pemilihan calon suami wanita yang dia walikan. Karena bagaimanapun juga si wali biasanya lebih pengalaman dan lebih dewasa daripada wanita tersebut. Karenanya si wali disyariatkan untuk menyarankan saran-saran yang baik lalu meminta pendapat dan izin dari wanita yang bersangkutan sebelum menikahkannya. Tanda izin dari wanita yang sudah janda adalah dengan dia mengucapkannya, sementara tanda izin dari wanita yang masih perawan cukup dengan diamnya dia, karena biasanya perawan malu untuk mengungkapkan keinginannya.

Senin, 01 Februari 2016

Hikmah Wudhu Sebelum Tidur

Wudhu
Aktivitas wudhu, sebetulnya tidak terbatas hanya ketika akan shalat. Setiap saat memiliki wudhu adalah sebuah keutamaan. Sebab dengan selalu menjaga wudhu, seseorang akan lebih terjaga perilaku serta kesehatan fisik dan jiwanya. Salah satunya menjelang tidur.

Dari Al Bara' bin 'Azid, Rasulullah SAW bersabda, Kapan pun engkau hendak tidur berwudhulah terlebih dahulu sebagaimana engkau hendak mengerjakan shalat, berbaringlah dengan menghadap ke arah kanan dan berdoalah (HR Bukhari). Hikmahnya, mengawali tidur dengan wudhu dan berzikir akan membuat tidur kita bernilai ibadah dan dicatat sebagai aktivitas zikir.

Seorang ahli kesehatan mengungkapkan, bila sebelum tidur kita berwudhu dan meminum sepertiga gelas air putih, maka akan terjadi proses grounding dan netralisasi muatan negatif dalam tubuh. Hasilnya kita akan tidur tenang dalam pelukan cinta dan rahmat Allah. Bila kita berzikir dan memuji Allah sebelum tidur, maka memori kita yang terdalam akan merekam dengan baik ikrar cinta kita kepada Allah SWT.

Wudhu menjelang tidur, akan mendekatkan seseorang kepada surga. Rasul pernah memvonis seseorang sebagai ahli surga. Para sahabat penasaran. Apa gerangan yang membuat orang tersebut dimuliakan sedemikian rupa. Setelah diselidiki, ternyata sebelum tidur ia selalu berwudhu.

Ia bersihkan anggota badannya dari najis. Dan sebelum mata terpejam, ia bersihkan hatinya dari iri, dengki, dendam, serta kebencian. Ia lupakan pula keburukan orang lain kepadanya, sehingga hatinya benar-benar lapang.

Demikianlah, bagi seorang Mukmin, wudhu adalah pembersih di dunia dan perhiasan indah pada Hari Kiamat (HR Muslim). Wallaahu a'lam.

Jumat, 25 Desember 2015

5 Kebohongan Populer yang Sering Dilontarkan Kepada Anak

Ilustrasi
Berbohong dan dibohongi seolah menjadi lingkaran yang sulit untuk diputuskan. Berawal dari bekal pengalaman masa kecil dibohongi oleh orangtua, kakak, atau orang yang lebih tua seolah menjadi alasan mengapa Anda kini harus melakukan kebohongan itu sendiri.

Ketika ditanya, selalu ada alasan yang melatarbelakangi mengapa Anda harus berbohong, salah satunya adanya istilah, "berbohong untuk kebaikan".

Seperti dilansir dari Huffingtonpost, Selasa (22/12/2015), berikut kebohongan yang biasa dilakukan orangtua pada orang-orang yang lebih muda, seperti orangtua pada anaknya, kakak pada adiknya, atau bahkan pada pasangan suami-istri.

1. Tidak punya Uang
Kebohongan ini didasarkan pada kondisi di mana seorang dewasa atau mungkin orangtua merasa mereka hidup pas-pas-an. Ketika ada seorang muda atau mungkin anak meminta uang atau berlibur, kebohongan ini sering terlontar. 

Padahal mereka masih mampu untuk memenuhi kebutuhan lainnya, seperti makan, minum, bayar tagihan kartu kredit, beli pulsa, belanja baju, dan lainnya. Biasanya bagi mereka yang mulai memasuki masa pensiun, alasan ini lebih sering terlontar.

2. Saya dalam Keadaan Baik-baik Saja
Menurut survey, 36 persen orang Amerika tidak memiliki simpanan untuk masa pensiun mereka dan lebih mengandalkan jaminan sosial. Selain itu 47 persen dari orang yang pensiun mengaku, 90 persen pendapatan mereka berasal dari jaminan sosial. 

Untuk hidup di Amerika dengan mengandalkan jaminan sosial rata-rata hanya US$ 1.355 atau sekira Rp 18 juta sebulan dan tidaklah cukup. Namun, banyak para pensiunan yang menyatakan bahwa mereka dalam kondisi baik-baik saja.

3. Saya sedang Sibuk
Sebagian besar anak dan remaja pernah diperdaya dengan alasan orangtua mereka yang sedang sibuk. Alasan bahwa Anda sedang sibuk menjadi bentuk kebohongan yang seringkali terlontar sehingga membuat anak terlantar. 

Padahal, menurut penelitian dari Women's Health Aging Project di Australia, seorang wanita yang menyempatkan satu hari dalam seminggu mengasuh anak atau cucunya akan terhindar dari penyakit Alzheimeir.

4. Saya tidak ingin menjadi Bebas
Secara teknis, hal ini bukan sepenuhnya sebuah kebohongan, tetapi hampir mendekati kebenaran. Kita sebagai orangtua diprogram dengan keinginan agar anak-anak tumbuh dan hidup bahagia. Namun, sayangnya perasaan cemas dan khawatir membuat kita merasa jadi beban untuk anak-anak. Perasaan menjadi latar terlontarnya sebuah kebohongan bahwa Anda tidak ingin menjadi beban untuk mereka.

5. Saya tidak pernah Terlibat dalam Kecelakaan
Mungkin saja ungkapan itu benar adanya, tetapi mengatakan bahwa Anda tidak pernah terlibat dalam kecelakaan akan mendatangkan kesombongan. 

Kita tidak pernah tahu apa yang ada di masa depan. Kata-kata yang dinilai sebagai sebuah kebohongan ini seringkali dilontarkan oleh orang dengan usia yang lebih tua kepada orang muda.

Selasa, 22 Desember 2015

Berikut adalah Ilmuwan Muslim yang Mampu Mengubah Dunia

Alquran diturunkan kepada manusia bukan hanya sebagai pedoman dan petunjuk bagi kehidupan manusia saja, tapi Alquran juga mengandung berbagai macam ilmu pengetahuan didalamnya. Dan bahkan beberapa ilmuwan sudah ada yang membuktikan kebenaran yang tertera di dalam Alquran.

Sehingga tak jarang jika dulu banyak sekali ilmuwan-ilmuwan muslim yang mampu menyumbangkan inovasinya untuk peradaban manusia. Sebut saja Ibnu Sina dan Khawarij yang karya-karyanya hingga saat ini masih banyak digunakan sebagai referensi bagi para ilmuwan dunia.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman yang terus berganti, sumbangsih dari para ilmuwan muslim ini banyak yang dilupakan. Bahkan umat muslim sendiri banyak yang dibuat lupa dengan berbagai cara.

Sekedar merefresh ingatan saja, berikut ini adalah para ilmuwan muslim yang mampu mengubah dunia dengan penemuannya:

1. Aljabar
Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa Al-Khwarizmi
Aljabar adalah cabang matematika yang dapat dicirikan sebagai generalisasi dari bidang aritmatika. Aljabar berasal dari Bahasa Arab "Al-Jabr" yang berarti "pertemuan","hubungan" atau bisa juga "penyelesaian". 

Matematika adalah sebuah ilmu pasti yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Setiap hari kita pasti selalu berhubungan dengan matematika. Namun mata pelajaran ini menjadi mata pelajaran yang sangat dibenci oleh kebanyakan siswa.

Al-Jabar yang ditemukan oleh Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa Al-Khwarizmi (780-850 M), sering disebut dengan sebutan matematika yang sering digunakan oleh orang-orang zaman dulu. Namun saat ini, kita dibiasakan menyebutnya dengan nama matematika.

Selain itu dia juga, merupakan intelektual muslim yang mahir dan terkemuka, menyumbangkan karyanya di bidang matematika, geometri, musik dan sejarah. Bukan hanya itu saja, Ia juga merupakan ilmuwan astronomi sekaligus ilmu bumi. Jasa beliau sangat besar dalam mendirikan fondasi matematika modern yang kita lihat dewasa ini, dan termasuk pengembang ilmu geometri dengan angka-angka untuk persamaan kuadrat serta juga sebagai penemu angka “penting” di dunia ini,

Dalam Al-Kitab Al-Mukhtaar Fi IIsab Al-jabr Wa-l-Muqabala (The Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing), Khawarizmi menyusun empat prinsip dasar persamaan Aljabar.

Kata ‘Al-Jabr’ sendiri memiliki arti ‘selesai’. Pada awalnya, penemuan ini hanya digunakan untuk memecahkan masalah di kehidupan nyata seperti perhitungan zakat, pembagian warisan dan lain-lain. Kemudian, pada tahun 1.000 – 1100 masehi, buku karya Khawarizmi ini diterjemahkan kedalam bahasa Latin. Karya ilmuwan muslim ini lebih dikenal dengan sebutan Algoritma. Mungkin, tanpa temuan dari Khawarizmi, aplikasi modern matematika seperti di bidang teknik mungkin takkan pernah ada.


2. Madrasah
Fatima Al-Fihri di Fes
Islam sangat berperan besar dalam peradaban dunia, pada awal berdirinya Islam masjid berperan ganda. Selain sebagai tempat ibadah bagi umat Islam, masjid juga berperan sebagai sekolahan.

Seiring dengan membesarnya umat Islam, para pendidik membutuhkan lembaga formal pendidikan bagi anak-anak. Kemudian tercetus nama Madrasah dipakai untuk lembaga formal itu.

Madrasah formal yang pertama berdiri adalah al-Karaouine yang dibangun pada 859 M oleh Fatima Al-Fihri di Fes, Marok. Sekolah ini bisa menarik perhatian dari anak didik dari Afrika Utara.

Pada madrasah tersebut juga diperkenalkan konsep ijazah sebagai bukti kelulusan seorang murid yang dianggap telah mengerti dan menguasai materi pendidian.

3. Marching Band
Ilustrasi
Marching band biasa dimainkan oleh para prajurit militer. Namun, siapa sangka jika ternyata konsep dari marching band ini berasal dari dunia Islam.

Adalah pasukan elit Janissary yang masih menjadi bagian dari kerajaan Ottoman. Oleh kerajaan itu, sebuah tim marching sengaja dibentuk untuk memainkan musik dengan keras di sebuah laga pertempuran. Tujuannya untuk menakuti musuh secara psikologis sekaligus memompa semangat para prajurit.

Kemudian konsep tim marching militer tersebut ditiru oleh pasukan militer Eropa untuk menakuti para musuhnya.

4. Konsep Fotografi
Ibnu Al-Haytham
Pernahkah Anda membayangkan bagaimana jika dunia ini tanpa fotografi? tentu dunia ini akan tampak berbeda. Untuk itu, kita patut berterimakasih kepada Abu Ali Muhammad Al-Hassan Ibnu al-Haitham atau Ibnu Haitham.

Ia adalah seorang ilmuwan muslim yang gemar melakukan penelitian. Ia juga mengembangkan konsep titik cahaya sekaligus untuk pertama kalinya menggambarkan cara kerja dari kamera.

Pada awal 1.000 M, Ibnu Al-Haytham merupakan salah satu ilmuwan besar yang bekerja pada pusat Kerajaan Kairo. Al-Haytham merupakan ilmuwan pertama yang menyadari jika sebuah lubang kecil ditempatkan disebuah kotak bercahaya, bayangnya dari cahaya yang keluar dari gambar diproyeksikan melalui lubang tersebut dan menciptakan gambar di dinding.

Dalam penelitiannya tersebut, dia menyadari semakin kecil lubang cahaya, maka akan semakin tajam kualitas gambar yang muncul.

Mungkin tanpa temuan al-Khaytam ini takkan ada yang namanya kamera modern yang bisa digenggam masyarakat era digital seperti saat ini.

Sabtu, 12 Desember 2015

Tips Mengenali Bakat Anak Sejak Dini

Ilustrasi | Foto Dok. Wanie
Setiap anak pasti memiliki minat dan bakatnya sejak dini. Maka oleh karena itu, selaku orang tua sudah seharusnya sudah mengetahuinya agar lebih mudah mengarahkan pendidikan maupun kegiatan anak jika telah diketahui bakat serta minatnya. Karena itu, penting melakukannya sejak dini.

Pendidikan merupakan bagian terpenting untuk kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, setiap warga negara, khusunya orangtua, harus menyadari arti pentingnya pendidikan bagi seorang anak.

Fredrikson Horo, pemerhati pendidikan dari Komunitas Sahabat Anak, mengatakan bahwa ketika anak berusia empat tahun, orangtua harus sudah mengetahui minat dan bakat anaknya. Bagaimana cara mengenali bakat dan minat anak?

Berikut beberapa cara mengenali bakat dan minat seorang anak sejak usia dini yang perlu diketahui oleh para orangtua sebagaimana dilansir okezone. com:

1. Periode penting

Usia antara 4-14 tahun merupakan usia dimana orangtua harus mengetahui bakat dan minat seorang anak. Rata-rata seorang anak baru akan tahu minat masing-masing pada saat mereka menginjak bangku SMP hingga duduk di bangku Kuliah.

Periode ini merupakan saat-saat yang kritis bagi anak. Perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa.

2. Amati tipe kecerdasan pada anak

Kecerdasan seorang anak tidak hanya diukur melalui ukuran IQ (Intelligence Quotient). Setiap anak memiliki kecerdasan yang majemuk, yakin kecerdasan intelektual (IQ) maupun kecerdasaan emosional (Emotional Quotient/EQ).

Ada beberapa kecerdasan pada anak yang harus orangtua ketahui. Di antaranya adalah : 
a. Kecerdasan musikal.
Kecerdasan ini ditunjukkan saat seorang anak dengan mudah mengikuti dan mengingat lagu. Cara melatihnya adalah dengan mendengarkan musik dan bernyanyi.  
b. Kecerdasan intrapersonal.
Kecerdasan ini berkaitan dengan daya tahan untuk tidak mudah down, gigih berusaha, dan tidak minder.  
c. Kecerdasan visual spasial,
Yaitu kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan memahami pandangan ruang. Dalam kecerdasan ini, anak mampu membedakan posisi, letak, serta membayangkan ruang di kanan, kiri, atas, bawah, depan, belakang, dan samping.  
d. Kecerdasan Interpersonal (sosial),
Yaitu kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan anak beradaptasi, bekerjasama, berelasi dengan lingkungan teman sebaya, dan orang di sekitarnya.  
e. Kecerdasan kinestetik tubuh.
Seorang anak memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan yang melibatkan tubuh. Misalnya, gerakan tubuh saat berdoa, menggambar, melompat, belari, dan olahraga yang menggerakkan tubuh, seperti menari, bersenam ,dan sebagainya.

3. Mengikuti lomba dan latihan

Mengetahui potensi bakat dan minat dan anak bukanlah hal yang instan. Semakin sering melakukan berbagai macam latihan, lomba, atau kompetisi, potensi serta bakat akan semakin teruji dan terasah.

Peranan orangtua dalam meningkatkan prestasi belajar anak dan memberikan pendidikan yang baik, serta arahan yang tepat dapat membantu mengasah minat dan kemampuan seorang anak dalam bidang tertentu.

4. Libatkan hobi

Orangtua tidak diperbolehkan menjadi seorang yang egois dengan apapun yang disukai oleh anaknya. Belajarlah untuk saling berbagi kesenangan dengan anak. Salah satunya dengan cara menghargai hobi yang dipilih si anak. Dari situ bisa diketahui minat dan hobi anak ke depannya.

Berikut Salah satu Video cara mengenali bakat anak sejak dini.

Beginilah Video Proses Terbentuknya Janin dalam Rahim Manusia

Janin Dalam Rahim Sang Ibu
Janin adalah mamalia yang berkembang setelah fase embrio dan sebelum kelahiran. Dalambahasa Latin, fetus secara harfiah dapat diartikan "berisi bibit muda, mengandung". Pada manusia, janin berkembang pada akhir minggu kedelapan kehamilan, sewaktu struktur utama dan sistem organ terbentuk, hingga kelahiran. Janin disebut juga Calon Bayi.

Lebih dari 1.400 tahun silam, ketika teknologi manusia belum mampu melihat apa yang terjadi di dalam rahim seorang ibu,

Allah berfirman dan menjelaskan dengan sangat rinci tentang bagaimana proses penciptaan manusia dalam Al Quran surat Al-Mu’minun 12-14:
  • Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). 
  • Kemudian, air mani itu kami jadikan ‘alaqah. 
  • Lalu ‘alaqah itu Kami jadikan segumpal daging, 
  • Dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, 
  • Lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. 
  • Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain…
Urutan demi urutan itu disebutkan dengan sangat jelas dan sempurna tanpa terbalik dan tanpa satupun kesalahan..

Para ilmuan di bidang kedokteran yang di bantu teknologi sekali lagi membenarkan firman Allah sang maha pencipta...

Ini adalah video citra yang dihasilkan komputer atau computer-generated imagery (CGI) yang diunggah di Youtube pada Sabtu (3/11/2012)
Video ini memberi gambaran kepada kita mengenai apa yang sebenarnya terjadi selama kehamilan.

Kebesaran Allah dan keajaiban kehidupan akan terungkap tepat di depan mata kita. Kita akan melihat kala bayi menjelma dari sebuah telur menjadi bayi dewasa yang siap untuk memulai hidupnya.

"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?" (Q.S. 41: 53)


Senin, 07 Desember 2015

Pahala untuk Suami Tiap Kali Beri Nafkah Istri

Kasih Uang Kepada Isteri
Pernikahan atau nikah artinya adalah terkumpul dan menyatu. Menurut istilah lain juga dapat berarti Ijab Qobul (akad nikah) yang mengharuskan perhubungan antara sepasang manusia yang diucapkan oleh kata-kata yang ditujukan untuk melanjutkan ke pernikahan, sesusai peraturan yang diwajibkan oleh Islam. 

Nah ketika seorang memutuskan menikah, maka seorang pria harus siap dengan tanggung jawab untuk memberikan nafkah kepada istrinya. Mereka berkewajiban memastikan kebutuhan wanita (nafkah lahir dan nafkah bathin) yang dinikahinya ini tercukupi dengan jalan bekerja keras setiap hari.

Hal ini terkadang menjadi salah satu momok menakutkan ketika pria akan mengambil keputusan untuk berkeluarga. Pengalaman susahnya mengatur hidup sendiri, membuat pria berpikir berulang kali untuk hidup berdua. Terlebih jika sudah memiliki momongan, maka tanggungjawab akan semakin besar.

Namun jika mengacu pada ajaran Islam, memberi nafkah istri tidak sekedar memastikan bahwa mereka bisa makan dan melanjutkan hidup saja. Lebih dari itu, tindakan ini merupakan sebuah ibadah dan memiliki pahala yang amat besar. Setiap kali memberikan istri nafkah, maka suami akan memperoleh pahala. Seperti apa? Berikut ulasannya.

Memberi nafkah istri adalah wajib. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Muslim: 

"Bertaqwalah kalian dalam masalah wanita. Sesungguhnya mereka ibarat tawanan di sisi kalian. Kalian ambil mereka dengan amanah Allah dan kalian halalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah. Mereka memiliki hak untuk mendapatkan rezki dan pakaian dari kalian". HR Muslim

Pahala ketika memberi nafkah kepada istri lebih besar jika dibandingkan pahala saat memberikan harta untuk perjuangan agama Islam. Rasulullah SAW bersabda bahwa,

“Satu dinar yang engkau belanjakan untuk perang di jalan Allah SWT dan satu dinar yang engkau belanjakan untuk istrimu, maka yang paling besar pahalanya ialah apa yang engkau berikan kepada istrimu.” (HR. Bukhari-Muslim)

Dari segala jenis sedekah, ternyata yang memiliki pahala paling besar adalah memberi nafkah keluarga. Mulai dari infak di jalan Allah, membebaskan budak, sedekah orang miskin, maka yang dijanjikan pahala paling besar adalah saat memberikan untuk keluarga. 

"Dinar yang engkau infakkan di jalan Allah, dinar yang engkau infakkan untuk membebaskan budak, dinar yang engkau sedekahkan kepada orang miskin, dan dinar yang engkau nafkahkan kepada keluargamu, pahala yang paling besar adalah dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu" HR Muslim, Ahmad

Namun, dengan hal tersebut bukan serta merta istri boleh menuntut nafkah yang banyak kepada suaminya. Akan tetapi disesuaikan dengan keadaan umum yang diterima kalangan para isteri di negeri mereka, tanpa berlebih-lebihan ataupun pelit, sesuai dengan kesanggupannya dalam keadaan mudah, susah ataupun pertengahan. 

"Dan hendaklah kamu berikan suatu pemberian kepada mereka. Orang yang mampu sesuai dengan kemampuannya dan orang yang miskin sesuai dengan kemampuannya pula, yaitu pemberian menurut yang patut". [Al Baqarah:236].

Lalu kapan seorang pria berkewajiban memberiikan nafkah kepada istri? Para ulama berpendapat, tanggungjawan memberikan nafkah kepada istri dibebankan setelah berlangsungnya ijab qabul, meskipun istri masih tinggal di rumah orangtuanya dan belum tinggal bersama suami. 

Dasar pendapat mereka, diantara konsekuensi dari akad yang sah, ialah sang isteri menjadi tawanan bagi suaminya. Dan apabila isteri menolak berpindah ke rumah suaminya tanpa ada udzur syar’i setelah suaminya memintanya, maka ia tidak berhak mendapat nafkah dikarenakan isteri telah berbuat durhaka (nusyuz) kepada suaminya dengan menolak permintaan suaminya tersebut. 

Meski nantinya istri akan bekerja diluar rumah dan mendapatkan penghasilan sendiri, namun tidak membuat kewajiban suami ini hilang begitu saja. Istri yang bekerja dengan izin suami, harus tetap diberi nafkah. Namun jika mereka bekerja tanpa mendapat izin dari suaminya, maka ia tidak berhak mendapatkan nafkah. 

Dr. Umar Sulaiman Al Asyqar menjelaskan tentang alasan, mengapa isteri yang bekerja di luar rumah tanpa persetujuan suami tidak berhak tidak mendapat nafkah, ”Pendapat yang benar adalah, wanita yang bekerja tidak berhak mendapat nafkah. Karena suami mampu mencegahnya dari bekerja dan keluar dari rumah (dengan mencukupi nafkahnya), dan (menetapnya isteri di rumah suami) merupakan hak suaminya. Kewajiban suami memberi nafkah kepada isteri disebabkan karena status isteri yang menjadi tawanan suaminya dan ia wajib meluangkan waktunya untuk suaminya. Jika sang isteri bekerja (tanpa izin suaminya) dan mendapatkan uang, maka sebab yang menjadikan suami wajib memberikan nafkah kepadanya telah gugur.” Ahkamuz Zawaj, hlm. 282

Meski dengan kewajiban begitu besar, masih ada saja suami yang tidak bertanggungjawab memberi nafkah istri. Atau harta yang mereka dapatkan mereka simpan tanpa sepengetahuan istri, sementara istri, harus susah payah membagi uang belanja yang tidak cukup. Tentang suami yang bakhil ini, telah datang banyak nash yang memuat ancaman baginya. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya sebagai berikut.

"Cukuplah sebagai dosa bagi suami yang menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya." HR Muslim.

Selain itu, Rasulullah juga sabda yang artinya:
"Tidaklah para hamba berada dalam waktu pagi, melainkan ada dua malaikat yang turun. Salah satu dari mereka berdoa,”Ya, Allah. Berikanlah kepada orang yang menafkahkan hartanya balasan yang lebih baik,” sedangkan malaikat yang lain berdoa,”Ya, Allah. Berikanlah kebinasaan kepada orang yang menahan hartanya (tidak mau menafkahkannya). Muttafaqun ‘alaihi

Dengan pahala yang demikian besar serta ancaman yang tidak main-main, seharusnya membuat para suami berpikir ulang untuk tidak menafkahi istri atau bersikap pelit kepada mereka. Karena sebenarnya, istri lah salah satu sebab Allah melancarkan rezeki suami. Karena dalam rezeki yang Allah beri kepada suami, selalu ada doa sang istri. Semoga artikel ini bermanfaat.

Sabtu, 05 Desember 2015

Tujuan Menikah dalam Islam

Ijab Qabul
Pernikahan menjadi suatu prosesi yang sakral bagi semua orang. setiap orang yang saling mencintai akan melangsungkan pernikahan untuk memperoleh ikatan yang sah baik secara agama maupun menurut hukum negaranya. Namun didalam agama islam, pernikahan adalah ibadah yang bersifat Sunattullah yang dilalui dengan sebuah proses Ijab Qabul. 

Dari kebanyakan orang, melangsungkan pernikahan dengan pasangannya berharap memperoleh kebahagian hidup dalam rumah tangganya dan lain sebagainya. akan tetapi didalam agama islam, pernikahan juga memiliki tujuan lain yang tidak pernah anda pikirkan. apa saja tujuan itu? simaklah ulasan berikut!

1. Menjaga Diri dari Maksiat

Tujuan pertama dari pernikahan menurut islam merupakan untuk menjaga diri dari perbuatan maksiat. seperti yang diketahui, pada ketika ini banyak anak belia yang menjalin korelasi yang tidak diperbolehkan di dalam islam yakni dengan berpprogramn. korelasi yang demikian ini menjadi ladang dosa bagi mereka yang menjalaninya alimpiannnya merupakan dapat menimbulkan nafsu antara satu dengan lainnya.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda: “Wahai para pebelia, barang siapa dari kau telah bisa memikul tanggul jawab keluarga, hendaknya segera menikah, alimpiannnya merupakan dengan pernikahan engkau lebih bisa untuk menundukkan pandangan dan menjaga kemaluanmu. dan barang siapa yang belum bisa, maka hendaknya ia berpuimpian, alimpiannnya merupakan puimpian itu dapat mengendalikan dorongan seksualnya.” (Muttafaqun ‘alaih)

Nafsu syahwat merupakan fitrah yang ada dalam diri insan. untuk menjaga diri dari perbuatan maksiat, maka mereka yang telah bisa dianjurkan untuk menikah. namun kalau belum bisa, maka hendaknya berpuimpian untuk mengendalikan diri.

2. Mengamalkan Ajaran Rasulullah

Seperti yang sudah diterperincikan di atas bahwa pernikahan itu merupakan sunnah Nabi, jadi mengamalkan ajaran Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam menjadi salah satu tujuan dari pernikahan di dalam islam. sebagai umat muslim, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam dijsaudara termudaan sebagai teladan dalam menjalani kehidupan. dengan mengikuti apa yang dikerjakan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam berarti kita sudah menjalankan sunnah-ya. salah satu sunnah Rasul itu merupakan menikah.

3. Memperbanyak Jumlah umat Islam

Tujuan selanjutnya dari pernikahan merupakan untuk menambah jumlah umat islam. maksudnya di sini merupakan buah dari pernikahan tersebut akan melahirkan anak-anak kaum muslim ke dunia dan mendidiknya menjadi umat yang berkhasiat bagi agama dan masybirat. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:

“Nikahilah wanita-wanita yang bersifat penyayang dan subur (banyak anak), alimpiannnya merupakan saya akan berbangga-bangga dengan (jumlah) kalian dihadapan umat-umat lainnya kelak pada hari qiyamat.” (Riwayat Shmad,Ibnu Hibban, At Thabrany dan dishahihkan oleh al albany)

4. Mendapat Kenyamanan

Tidak hanya faktor kepentingan agama saja, ternyata menikah juga bertujuan untuk diri kita sendiri. tujuan tersebut untuk menerima kenyamanan dan ketenangan dalam kehidupan di dunia ini. ALLAH ta’ala berfirman:

“Dan di antara ayat-ayat-nya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kau merimpian nyaman kepadanya, dan dijsaudara termudaan-nya di antaramu mawadah dan rahmah. sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” [Ar-Rum 21].

5. Membina Rumah Tangga yang Islami

Tujuan terakhir pernikahan dalam agama islam merupakan untuk membia rumah tangga yang islami dan menerapkan syari’at. memang segala sesuatunya dimulai dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu. maka masybirat yang tenang dan menjalankan ajaran ALLAH juga berimpianl dari tiap-tiap keluarga yang tenang dan menjalankan perintah ALLAH. ALLAH Subhanallah Wa Ta'ala berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakaranya merupakan insan dan batu; penjaganya mailakt-malaikat yang kimpianr yang monyets, yang tidak mendurhakai ALLAH terhadap apa yang diperintahkan-nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim 6)

Demikian penjelasan kami semoga bisa tersampaikan kepada sanak saudara kita yang lalian diseluruh penjuru dunia.

Rabu, 11 November 2015

Inilah Rahasia Dibalik Indahnya Surat Ar-Rohman

Ilustrasi
Ada yang menarik dari surat Ar-Rohman, yaitu adanya pengulangan satu ayat yang berbunyi: “Fabiayyi ‘aala ‘irobbi-kuma tukadzdziban” (maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan?). Kalimat ini diulang berkali-kali. Ada apa gerangan dengan makna kalimat tersebut?

Setelah Allah menguraikan beberapa nikmat yang dianugerahkan kepada kita, Allah bertanya: “Maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan?”

Menarik untuk diperhatikan bahwa Allah menggunakan kata “DUSTA”, bukan kata “INGKAR”. Hal ini menunjukkan bahwa nikmat yang Dia berikan kepada manusia itu tidak bisa diingkari keberadaannya. Yang bisa dilakukan manusia adalah mendustakannya.

Bukankah kalau kita mendapat uang banyak, kita katakan bahwa itu karena kerja keras kita?

Kalau kita berhasil meraih gelar sarjana itu karena otak kita yang cerdas?

Kalau kita sehat, jarang sakit, itu karna kita pandai menjaga makan dan rajin berolahraga, dan sebagainya.

Semua nikmat yang kita peroleh seakan-akan hanya karena usaha kita. Tanpa sadar kita lupakan peranan Allah, kita sepelekan kehadiran Allah pada semua keberhasilan kita dan kita dustakan bahwa sesungguhnya nikmat itu semuanya datang dari Allah.

Maka nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan?

Kita telah bergelimang kenikmatan.

Harta, jabatan, pasangan hidup, anak-anak, telah kita miliki. Semua nikmat itu akan ditanya dihari kiamat kelak. “Sungguh kamu akan ditanya pada hari itu akan nikmat yang engkau peroleh saat ini”. (QS. At-Takaatsur 102 : 8)

Sudah siapkah kita menjawab dan mempertanggungjawabkannya? Allah SWT berfirman,“Dan jika kamu menghitung nikmat-nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya”. (QS. An-Nahl 16 : 18)

Tidak patutkah kita bersyukur kepada-NYA? Maka ucapkanlah alhamdulillah, stop mengeluh dan jalani hidup dengan ikhlas sebagai bagian dari rasa syukur kita kepada Allah SWT.


Sabtu, 26 September 2015

Inilah 9 Alasan Kenapa Bersyukur Bikin Badan Makin Sehat

Ilustrasi
Banyak pepatah mengatakan bahawa 'Hidup akan lebih nikmat jika bersyukur', ungkapan yang sering terdengar ditengah - tengah kehidupan bermasyarakat. Alasan mengapa hal tersebut hidup harus diimbangi dengan rasa bersyukur tentunya akan bermunculan mengiringi terdengarnya ucapan tersebut.

Manfaat bersyukur akan terasa bila kita mendasari niat dengan ikhlas dan bersahaja. manfaat tersebut dapat meningkatkan kualitas tidur, menjaga kesehatan mental para remaja, dan serupa lainnya mungkin bisa menjadi sebuah alasan. Namun, ternyata bersyukur juga begitu baik

inilah alasan mengapa bersyukur baik untuk kesehatan:

1. Bagus Untuk Kesehatan Mental Remaja

Bersyukur membuat remaja lebih bahagia berdasarkan yang diungkapkan oleh American Psychological Association. Mereka yang bersyukur cenderung lebih memiliki pikiran yang lebih positif dan berperilaku baik.

2. Meningkatkan Kesejahteraan

Dalam Journal of Personality and Social Psychology, bersyukur bisa mencerahkan tampilan, serta meningkatkan rasa dan pikiran yang lebih positif.

3. Meningkatkan Nilai yang Lebih Baik

Orang yang bersyukur cenderung memiliki nilai di sekolah yang lebih tinggi, berdasarkan studi yang diungkapkan dalam Journal of Happiness Studies tahun 2010.

4. Teman yang Lebih Biak

Orang yang bersyukur cenderung memiliki perilaku sosial yang baik, kerap membantu orang, dan mengerti perasaan orang lain lebih mudah seperti yang diungkapkan dalam Journal of Personality and Social Psychology.

5. Membantu Tidur Lebih Baik

Para peneliti menemukan bahwa seseorang akan membutuhkan waktu tidur 15 menit untuk jatuh tertidur, sedangkan orang bersyukur membutuhkan waktu yang lebih cepat.

6. Menguatkan Hubungan

Journal Personal Relationships mengungkapkan bahwa menjadi orang yang bersyukur mampu membuat hubungan semakin kuat.

7. Berkhasiat Untuk Hati

Apreasiasi dan positif energi dapat mengubah detak jantung Anda. Beberapa justru menyanding bahwa bersyukur bisa jadi pengobatan untuk hipertensi dan gagal jantung.

8. Memperbaiki Sistem Imun

Bersyukur berkaitan dengan optimis yang bisa memperbaiki sistem imun seperti yang diberitakan oleh WebMD.

9. Menjaga Diri Emosi Negatif dan Tidak Terkontrol

WebMD mengabarkan bahwa bersyukur dapat membantu untuk meningkatkan perasaan yang positif dan menurunkan perasaan stres.


Sabtu, 29 Agustus 2015

Renungkan! Berapa Harga Waktu Kita?

Di saat seorang Ayah baru pulang dari pekerjaannya, di malam itu terjadi percakapan antara anak dan ayahnya.

ANAK: "Ayah, boleh aku mengajukan pertanyaan?"
AYAH: "Ya boleh, apa itu?"
ANAK "Ayah, berapa banyak uang yang Ayah dapatkan selama 1 jam?"
AYAH: "Itu bukan urusanmu. Kenapa bertanya hal seperti itu?"
ANAK: "Aku hanya ingin tahu Ayah. Tolong beritahu aku, berapa banyak uang yang Ayah hasilkan selama satu jam.?"
AYAH: "Jika kamu harus tau, Ayah bisa menghasilkan Rp 1.000.000 per jam."
ANAK: "Oh (dengan kepala menunduk ke bawah)”
ANAK: "Ayah, boleh nggak aku pinjam Rp 500.000 saja?"
Sang ayah sangat marah.
AYAH : "Kalau kamu minta uang hanya untuk membeli mainan atau hal tidak berguna lainnya, sana pergi ke kamarmu dan tidurlah! Coba pikir, kamu begitu egois. Ayah bekerja keras setiap hari untuk menghadapi perilaku kekanak-kanakan ini!"


Si Anak diam-diam pergi ke kamarnya dan menutup pintu.
Ayah itu duduk dan mulai tambah emosi dengan pertanyaan anaknya itu. Berani-beraninya dia bertanya seperti itu hanya untuk mendapatkan uang?
Setelah sekitar satu jam atau lebih, pria itu tenang, dan mulai berpikir.
Mungkin ada sesuatu yang benar-benar diperlukan untuk dibeli dengan uang Rp. 500.000 dan anaknya memang benar-benar sangat jarang meminta uang. Si Ayah itu pergi ke pintu kamar anaknya dan membuka pintu.
.
AYAH: "Apakah kamu sudah tidur, Nak?"
ANAK: "Tidak Ayah, aku belum tidur".
AYAH: "Ayah sudah berpikir, mungkin Ayah terlalu keras sama kamu nak. Hari ini adalah hari yang sibuk untuk Ayah dan Ayah sangat jengkel dengan kamu yang meminta uang Rp 500.000. Ayah akan memberimu.."
.
Anak kecil duduk tegak, dan tersenyum.
ANAK: "Oh, terima kasih ayah!"
Kemudian, anak ini mengambil dari bawah bantal dan dia mengeluarkan beberapa tagihan kusut. Sang Ayah itu melihat bahwa anaknya sudah punya uang, dan si Ayah marah lagi. Anak kecil ini perlahan menghitung uangnya, dan kemudian menatap ayahnya.
.
AYAH: "Mengapa kami ingin punya uang lebih banyak jika kamu sudah memiliki uang?"
ANAK: "Karena uangnya belum cukup Ayah, tapi sekarang sudah”.
"AYAH, aku punya Rp 1.000.000 sekarang. Dapatkah aku membeli satu jam dari waktu Ayah? Ayah, silahkan pulang lebih awal besok. Aku ingin sekali makan malam dengan Ayah."
.
Seketika hati si Ayah ini hancur. Dia memeluk anaknya dengan erat, dan ia memohon ampun kepada Tuhan dan minta maaf kepada anaknya.
.
Ini hanya pengingat singkat untuk kita semua yang bekerja begitu keras dalam hidup. Kita tidak harus membiarkan waktu tergelincir melalui jari-jari kita tanpa menghabiskan waktu dengan orang-orang yang benar-benar penting bagi kita, orang yang dekat dengan hati kita. Jangan lupa untuk berbagi senilai Rp 1.000.000 waktu Anda dengan seseorang yang Anda cintai.
.
Jika besok kita meninggal, perusahaan di mana kita bekerja sekarang bisa dengan mudah mencari pengganti kita dalam hitungan hari. Tapi keluarga dan teman-teman yang kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama sisa hidup mereka. Dan kalau dipikir-pikir, kita tuangkan diri ini lebih dalam kepada pekerjaan daripada keluarga kita.

Rabu, 15 Juli 2015

Izinkan Saya Berzina dengan Anak Bapak

uatu hari sepasang muda-mudi akan pergi untukberjalan-jalan. Setibanya pemuda di rumah orang tua sang gadis untuk menjemputnya.
Ilustrasi
Gadis: Masuk dulu ya, bertemu sama ayah
Pemuda : Boleh kah?
Gadis: Masuk saja, saya bersiap-siap dulu.

Masuklah sang pemuda melalui pintu utama. Pintu yang siap terbuka mengelu-elukan kedatangan si pemuda.

Pemuda : Assalamualaikum.
Ayah Gadis : waalaikumussalam!

Mendengar lantangnya suara Ayah si gadis, si pemuda kaku membatu. Lantas si gadis menyadarkan pemuda dari lamunan itu. Entah apa yang dipikirkannya.

Gadis : Mari, silahkan duduk
Pemuda : eh.,iyaa

Setelah mengucapkan salam dan berjabat tangan, duduklah si Pemuda di kursi yang hampir menghadap Ayah si gadis. Hanya koran yang menjadi ‘sitroh’ antara mereka.

Ayah Gadis : hendak jalan kemana hari ini?
Pemuda : ke Kota saja Pak, dia mau mencari barang katanya. entah barang apa saya tidak tahu.
Ayah Gadis : oh..
Pemuda : . . .

Hampir 5 menit suasana senyap tanpa suara. Dan ibu si gadis keluar dari ruang belakang membawa air dan kue kering. Si Pemuda pun tersenyum manis.

Ibu Gadis : Silahkan diminum dulu nak. Kamu sudah sarapan?
Pemuda : eh, Sudah Bu. Terima kasih.
Ibu Gadis : kamu ini malu-malu segala dengan kami.
Pemuda : saya hanya segan Bu. Hehe
Ayah Gadis : kapan kamu mau mengirim rombongan (lamaran)?
Ibu Gadis : eh, ayah ini?
Pemuda : hmm. Saya belum memiliki banyak uang Pak. Hehe
Ayah Gadis : kamu bawa anak kami kesana-kemari. Apa orang kata nanti?
Pemuda: (sebenarnya Malu dengan orang lain, serta malu dengan Allah). Setiap kami pergi kami selalu naik mobil Pak, tidak pernah berdekatan apalagi sampai bergandeng tangan. Oh iya, bisa saya tanya sedikit Pak?
Ayah Gadis : tentu saja, silahkan!
Pemuda : bapak dan ibu ingin saya menyediakan uang berapa untuk lamaran ini?
Ibu Gadis : kalau bisa Rp.20.000.000,-
Ayah Gadis : ehh, tapi kalau bisa lebih besar dari orang sebelah yang naksir juga sama gadis.
Pemuda : Maaf, Berapa itu Bu?
Ayah Gadis : Rp.40.000.000,- syukur-syukur bisa lebih
Pemuda : (Ya Allah, whhooa.. Rp.40.000.000,- darimana saya dapat uang sebanyak itu, aduh) Besar sekali Pak, apakah tidak bisa lebih sedikit, kita buat acara sederhana saja. Cukup mengudang keluarga, saudara dan tetangga dekat?
Ayah Gadis : itu nasib kamu nak, kamu yang akan menikahi anak kami. Lagipula dialah satu-satunya anak perempuan kami.

Si Pemuda pun hampir hilang akal ketika disebutkan ‘harga’ si gadis itu. Dan si Pemuda mencoba kembali berdiskusi dengan orang tua gadis pujaan hatinya.

Pemuda : Boleh saya bertanya lagi, apakah anak bapak pandai memasak?
Ayah Gadis : hmm,.boro-boro. Bangun tidur saja jam 10 lebih, bukan bangun pagi lagi itu. Habis bangun terus langsung makan siang.
Ibu Gadis : Apa sih ayahnya ini, anaknya mau dijadikan istri, dia malah cerita yang jelek-jelek.
Ayah Gadis : Ibunya pun sama suka terlambat bangun juga.
Ibu Gadis : ih ayah ini!
Pemuda: (bengong) Ehh.. iya cukup pak,
sekarang saya sudah tau. Kalau boleh bertanya lagi, bisa kah dia membaca Qur’an?
Ibu Gadis: bisa sedikit-sedikit kok
Pemuda : belajar dengan maknanya?
Ibu Gadis : mungkin.
Pemuda : hmm.
Ibu Gadis : kenapa?
Pemuda : Oh, tidak apa – apa bu. Pertanyaan terakhir, apakah dia rajin sholat?
Ayah Gadis : Apa maksud kamu tanya semua ini !? Dia kan dekat dengan kamu. Harusnya kamu juga tahu.
Pemuda : Setiap sedang diluar dan saya ajak sholat, dia selalu bilang sedang datang bulan. Sedikit – sedikit datang bulan. Saya jadi bingung, sebenarnya dia bisa sholat tidak.
Ayah dan Ibunya begitu kaget. Dan pada wajahnya begitu kemerahan menahan amarah.
Pemuda : Boleh saya sambung lagi. Dia tak bisa masak, tak bisa sholat, tak bisa mengaji, tak bisa menutup aurat dengan baik. Sebelum dia menjadi istri saya, dosa-dosanya juga akan menjadi dosa bapak dan ibu. Lagipula tak pantas rasanya dia dihargai Rp.40.000.000,-. Kecuali dia hafidz Qur’an 30 juz dalam kepala, pandai menjaga aurat, diri, dan batasan-batasan agamanya. Barulah dengan mahar Rp.100.000.000,-pun saya usahakan untuk membayar.

Tapi jika segala sesuatunya tidak harus dibayar mahal mengapa harus dipaksakan untuk dibayar mahal ? Seperti halnya mahar. Sebab sebaik-baik pernikahan adalah serendah-rendah mahar. Mata ayah si gadis direnung tajam oleh mata ibu si gadis. Keduanya diam tanpa suara.

Sekarang ketiganya menundukkan kepala. Memang sebagian adat menjadikan anak perempuan untuk dijadikan objek pemuas hati menunjukkan kekayaan dan bermegah-megah dengan apa yang ada, terutama pada pernikahan. Adat budaya mengalahkan masalah agama. Para orang tua membiarkan bahkan menginginkan anak perempuan dihias dan dibuat pertunjukkan di muka umum.

Sedangkan pada saat akad telah dilafadz oleh suami, segala dosa anak perempuan sudah mulai ditanggung oleh si suami.

Ayah Gadis : tapi kan, ayah hanya ingin anak ayah merasakan sedikit kemewahan. Hal seperti tu kan hanya terjadi sekali seumur hidup.
Pemuda : Bapak ingin anak bapak merasakan kemewahan?
Ibu Gadis : tentulah kami berdua pun turut gembira.
Pemuda : sungguh demikian ? boleh saya sambung lagi? bapak, ibu.. saya bukanlah siapa – siapa. Sekarang dosa anak Bapak, Bapak juga yang tanggung. Esok lusa setelah akad nikah terus dosa dia saya yang tanggung.

Belum lagi pasti bapak dan ibu ingin kami bersanding lama di pelaminan yang megah, anak Ibu dirias dengan riasan secantik-cantik­nya dengan make up dan baju paling mahal, di hadapan ratusan undangan agar kami terlihat mewah pula. Salain setiap mata yang memandang kami akan mendapat dosa. Apakah begitu penting hal tersebut jika dalam kehidupan sehari-hari kita malah berusaha untuk hidup sesederhana mungkin tanpa berlebih-lebihan.

Ibu si gadis segera mengambil langkah mudah dengan menarik diri dari pembicaraan itu. Si ibu tahu, si pemuda berbicara menggunakan fakta islam. Dan tidak mungkin ibu si gadis dapat melawan kata si pemuda itu.

Ayah Gadis : Kamu mau berbicara mengajari masalah agama di depan kami?
Pemuda : ehh. maaf pak. Bukan saya hendak berbicara / mengajari masalah agama. Tapi itulah hakikat. Terkadang kita terlalu memandang pada adat sampai lupa agama.
Ayah Gadis : sudah lah. Kamu sediakan Rp.40.000.000,- kemudian kita bicarakan lebih lanjut. Kalau tidak ada, kamu tak bisa kimpoi dengan anak ku!
Pemuda : Semakin lama lah hal itu. Mungkin di umur saya 30 atau lebih, saya baru bisa mengumpulkan uang tersebut dan bisa masuk meminang anak bapak.
Baiklah, .kalau memang bapak berharap tetap demikian, maka ’izinkan saya berzina dengan anak bapak’?
Ayah Gadis : hei! Kamu sudah berlebihan!, kamu jaga baik-baik omongan kamu itu.
Pemuda : dengar dulu penjelasan saya pak. Apa bapak tahu alas an orang berzina dan banyak orang memiliki anak di luar nikah? Sebab salah satunya hal seperti ini lah pak. Selalu saja orang tua perempuan menempatkan puluhan juta rupiah untuk mahar, harus menunggu si pria mempunyai pekerjaan dengan gaji begitu tinggi, sampai pihak pria terpaksa menunda keinginan untuk menikah. Tetapi cinta dan nafsu kalau tidak diwadahi dengan baik, setan yang jadi pihak ketiga untuk menyesatkan manusia.

Terlebih di zaman seperti ini yang cobaan dan kondisinya tidak seperti zaman bapak dan ibu dulu. Akhirnya mereka mengambil jalan pintas memuaskan nafsu serakah dengan berzina. Pertama memang hal yang ringan-ringan dulu pak, pegang-pegangan tangan, saling memeluk, dan sebagainya. Tapi semakin lama akan menjadi hal berat. Yang berat-berat itu bapak sendiri pun bisa membayangkan.

Ayah Gadis : lantas apa kaitan kamu dengan hendak berzina pula !?
Pemuda : Begini logikanya. Sepertinya yang terjadi dengan anak-anak lainnya. Bapak tidak memberi izin kami menikah sekarang, biar ada berpuluh juta uang dulu baru bisa menikah.

Wanita
Kami hendak melepaskan nafsu bagaimana pak? setiap harinya kami mengenal lebih dekat dan semakin dewasa. Dia meminta saya menengoknya, semakin cinta saling melepas rasa rindu. Susah pak, itu Nafsu yang diberikan kepada manusia. Sebab itu saya dengan rendah hati meminta izin pada bapak untuk berzina dengan anak bapak. Terlepas apakah yang penting bapak tahu saya dan dia hendak berzina. Sebab rata-rata orang yang berzina itu orang tua tidak tau pak, tidak. Kelihatannya pemuda -pemudi zaman sekarang biasa-biasa saja padahal sebenarnya sudah pernah bahkan sering berzina. Ironisnya banyak orang menganggap hal itu tidak tabu lagi. Berzina bukan saja hal yang ehem-ehem saja. Ada zina-zina ringan, zina mata, zina lidah, zina telinga dll. Tapi sebab hal ringan itu lah yang akan menjadi berat.

Ayah Gadis : hmm. Kamu ini begitu pelik dan memperumit saja. Beruntung kamu bukan orang lain. Kalau orang lain, sudah dari tadi saya angkat parang. Begini nak, Tapi kalau tidak ada uang, bagaimana kamu akan memberi dia makan??
Pemuda : hehe. Bapak. lupakah Bapak dengan apa yang telah Allah pesankan pada kita.
“Dan menikahlah orang-orang bujang (pria dan perempuan) dari kalangan kamu, dan orang-orang yang sholeh dari hamba-hamba kamu, pria dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka. sesungguhnya karunia Allah Maha luas (rahmat dan karunianya), lagi Maha Mengetahui.” (An Nur 32).

Apakah kita tak yakin dengan apa yang Allah janjikan. Bapak dan Ibu juga pernah lah menjadi muda. Masalah datangnya harta, selagi kita terus berusaha itu adalah Rahmat-Nya yang sudah ditakdirkan pada tiap-tiap hamba-Nya. Lagipula pak, kalau makan dan minum itu Insya Allah, saya sanggup untuk memberikannya. Tempat tinggal bisa kita bicarakan lagi. Kalau hal ini bisa menghalangi kami dari melakukan dosa dan sia-sia. Apakah tidak lebih baik disegerakan. Bapak pun tak mau hal-hal tak tidak diinginkan terjadi.

Bapak si Gadis Diam tanpa kata, merenung kata – kata si pemuda, berusaha memikirkan cara untuk mematahkan kata-kata si Pemuda. Dan ayah si gadis mendapat akal.

Ayah Gadis : kamu tahu lah zaman sekarang ni. Kalau mengikuti cara kamu itu. Mungkin kamu tidak suka dengan acara persandingan yang mewah, Bapak bisa terima. Tapi kamu apa bisa menerima apa yang akan orang-orang katakan. Orang akan mengatakan anak aku ‘kecelakaan’ dan terpaksa menikah dengan kamu. Mau ditaruh dimana muka ini.
Pemuda : bagus juga pikiran bapak itu. Kalau ‘kecelakaan’ mana mau saya menikahi anak bapak. Karena akan selamanya menjadi haram, orang yang zina tidak akan pernah menjadi halal sekalipun dengan pernikahan. Kalau bapak memaksa ya sudah. Bisa ikut nikah masal kan bagus juga bisa berhemat tapi tetap ramai.
Ayah Gadis : serius lah nak!
Pemuda : begini pak, sekali lagi rasanya tidak perlu membayar puluhan juta dan mahar yang berlebihan sehingga memaksa diluar kemampuan. Tapi saya tak mengatakan tidak ada walimatul urus. Sedang walimatul urus itu tetap perlu dan disesuaikan dengan kemampuan. itu cara islam. Saya bukan hendak macam-macam dengan bapak. Syariat memang seperti itu. Maha baiknya Allah sebab masih menjaga kita selama ini, tapi hal sepele seperti ini pun kita masih memandang ringan dan kita tak percaya dengan apa yang telah Allah janjikan.
Saya benar-benar minta maaf kalau ada kata-kata saya yang membuat bapak tidak senag terhadap saya. Tidak juga bermaksud tidak takdzim dengan bapak dan ibu. Segalanya kita serahkan pada Allah, kita hanya bisa merencanakan saja.

Azan dzuhur berkumandang, jaraknya tidak sampai 10 rumah dengan rumah si gadis. Si pemuda memohon untuk ke surau dan mengajak bapak si untuk pergi bersama. Namun ajakan ditolak dengan lembut. Lantas sang pemuda memberi salam dan memohon untuk keluar.

Di pinggir jendela tua si gadis melihat si pemuda mengeluarkan kopiah dari sakunya dan segera di pakainya. Lalu masuk mobil dan hilang dari penglihatan si gadis tadi.

Sedang si gadis yang sedari tadi berdiri di balik tirai bersama ibunya meneteskan air mata mendengar curahan kata-kata si pemuda terhadap ayahnya. Kerudung lebar pemberian si pemuda sebagai hadiah padanya yang lalu digenggam erat. Ibu si gadis juga meneteskan air mata melihat pada perilaku anaknya. Segera ibu dan si gadis ke ruang tamu menghadap ayahnya.

Ibu Gadis : Apa yang anak itu katakan benar. Kita ini tak pernah memperhatikan syariat-syariat ringan agama selama ini. Terlalu melihat dunia, adat dan apa kata orang. Padahal mereka tak pernah juga peduli pada kita.
Ayah Gadis : hmm.. entahlah, ayah tak tahu. Begitu keras yang anak itu katakan tadi. Dia berpesan tadi, kamu suruh bersiap, lalu setelah dzuhur dia jemput kamu.
Gadis : sudah tidak ada semangat untuk pergi ayah. Kemudian si gadis menggapai telepon genggamnya dan mengetik pesan.
Si Pemuda yang selesai mengambil wudhu tersenyum saat membaca pesan yang baru saja diterima dari si gadis,
“Andai Allah telah memilih dirimu untukku, aku ridho dan akan terus bersama mu, apapun yang ada pada dirimu dan yang kamu miliki, aku juga akan terus pada agama yang ada padamu. Siang ini ga ada mood untuk keluar, maaf. Minggu depan ayah menyuruh kirim rombongan (lamaran) untuk ke rumah.“

***
Terkadang kisah seperti diatas masih saja sering terjadi. Wahai kalian pemuda dan pemudi yang dirahmati Allah, jika kalian merasa telah mampu dan yakin untuk menikah. maka segerakanlah. Sungguh- sungguh merugi orang yang menunda-nunda terhadap rahmatnya Allah. Silahkan SHARE dan berikan KOMENTAR ya.


Cerita oleh: Salman Al-fasyimy via Facebook