Sabtu, 14 Februari 2015

Valentine Hanya Untuk Kepentingan Bisnis

Ilustrasi
Hari Valentine ternyata bisa jadi ladang usaha. Di berbagai mal, banyak stan yang menjual pernak-pernik Valentine. Kafe-kafe pun membuat acara khusus yang tujuannya menarik minat pengunjung.

Mal-mal di Ibu Kota juga memanfaatkan momen ini. Aneka hiasan bernuansa pink dipajang. Sebut saja Mal Taman Anggrek yang menjadi salah satu tempat kongkow favorit anak muda. Pernak-pernik Valentine mulai dari bunga, balon berbentuk hati, hingga hiasan-hiasan yang digantung (hanging mobile) terpasang di setiap sudut. Beralih ke sudut mal, sebuah stan kecil berjuluk Roomate disesaki pengunjung yang kebanyakan ABG.

Kalau pun Hari Valentine masih dihidup-hidupkan hingga sekarang, bahkan ada kesan kian meriah, itu tidak lain dari upaya para pengusaha yang bergerak di bidang pencetakan kartu ucapan, pengusaha hotel, pengusaha bunga, pengusaha penyelenggara acara, dan sejumlah pengusaha lain yang telah meraup keuntungan sangat besar dari event itu. 

Mereka sengaja, lewat kekuatan promosi dan marketingnya, meniup-niupkan Hari Valentine Day sebagai hari khusus yang sangat spesial bagi orang yang dikasihi, agar dagangan mereka laku dan mereka mendapat laba yang amat sangat besar. Inilah apa yang sering disebut oleh para sosiolog sebagai industrialisasi agama, di mana perayaan agama oleh kapitalis dibelokkan menjadi perayaan bisnis.

Demikian Tradisi Pelaksanaan Valentine Day, semoga apa yang sudah kami jelaskan disini dapat bermamfaat bagi sobat semuanya.






Comments


EmoticonEmoticon