Tampilkan postingan dengan label Sekolah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sekolah. Tampilkan semua postingan

Rabu, 18 Maret 2015

Demi Sekolah, Pelajar Ini Tak Malu Jualan Slondok

Inilah dia, seorang pelajar yang bernama Desi Priharyana (17), siswa kelas 1 SMKN 2 Jetis. Desi bisa disebut pekerja keras di kehidupan desa dan kota. Demi sekolah dia bangun tidur jam 3 pagi di sebuah toko sembako tempat dia menumpang tinggal malam untuk bekerja menjaga toko kelontong paruh waktu di Desa Toino, Pandowoharjo, Sleman Yogyakarta. Dia mau melakukan pekerjaan apa saja yang penting halal, mulai berjualan slondok hingga menjadi buruh bangunan.

Desi Priharyana adalah warga Dusun Taino, Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sleman, berangkat sekolah dengan mengayuh sepeda dengan krombong hijau di jok belakang yang berisi bungkusan-bungkusan slondok. Jika pagi hujan deras tidak pernah menyurutkan niat pelajar kelas 1 SMKN 2 Jetis jurusan Teknik Konstruksi Batu dan Beton ini untuk terus mengayuh sepedanya sejauh 15 kilometer menuju sekolahnya di SMKN 2 Jetis, Kota Yogyakarta.

Desi Berjualan Slondok Ditemani Sepeda Ontelnya
Saat ini dia tinggal bersama Ayahnya pak Kamto dan adiknya dititipkan ke budhenya, nama adiknya Rini Dwi Lestari. Disepanjang jalan tak pernah ada KATA MENYERAH, hanya terus kayuh sekuatnya untuk SAMPAI SEKOLAH. Semangat YANG LUAR BIASA untuk seumurannya. Demi sekolah dan biaya hidup keluarganya dia harus menjalani seperti ini. Salut dan bangga. 

Ketika ditanya, Sejak kapan berjualan Slondok? sudah cukup lama, sejak dia kelas SMP. Setiap harinya Desi membawa sekitar 25 bungkus slondok di dalam krombong-nya. Seharian bisa menjual 10-25 bungkus slondok. Harga satu bungkus slondok dijual Rp 7.000. Kadang sampai sekolahan dagangan slondoknya sudah habis di beli para pengguna jalan yang memberhentikan Desi mengayuh sepeda onthelnya.

Pembelinya ya orang-orang yang ada di pinggir jalan. Ada juga guru-guru serta teman-teman sekolah. Ya sekitar 200ribuan dapetnya, lumayan buat beli alat tulis dan uang saku buat adik.

Meski ke sekolah sambil berjualan slondok dengan sepeda onthel dan krombong, Desi tidak pernah merasa malu dengan teman sebayanya yang kebanyakan berangkat sekolah dengan sepeda motor. Desi merasa apa yang dilakukannya bukanlah sesuatu yang memalukan.


[ Suber : Gaulfresh.com]