Tampilkan postingan dengan label Tausiyah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tausiyah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 25 Desember 2015

5 Kebohongan Populer yang Sering Dilontarkan Kepada Anak

Ilustrasi
Berbohong dan dibohongi seolah menjadi lingkaran yang sulit untuk diputuskan. Berawal dari bekal pengalaman masa kecil dibohongi oleh orangtua, kakak, atau orang yang lebih tua seolah menjadi alasan mengapa Anda kini harus melakukan kebohongan itu sendiri.

Ketika ditanya, selalu ada alasan yang melatarbelakangi mengapa Anda harus berbohong, salah satunya adanya istilah, "berbohong untuk kebaikan".

Seperti dilansir dari Huffingtonpost, Selasa (22/12/2015), berikut kebohongan yang biasa dilakukan orangtua pada orang-orang yang lebih muda, seperti orangtua pada anaknya, kakak pada adiknya, atau bahkan pada pasangan suami-istri.

1. Tidak punya Uang
Kebohongan ini didasarkan pada kondisi di mana seorang dewasa atau mungkin orangtua merasa mereka hidup pas-pas-an. Ketika ada seorang muda atau mungkin anak meminta uang atau berlibur, kebohongan ini sering terlontar. 

Padahal mereka masih mampu untuk memenuhi kebutuhan lainnya, seperti makan, minum, bayar tagihan kartu kredit, beli pulsa, belanja baju, dan lainnya. Biasanya bagi mereka yang mulai memasuki masa pensiun, alasan ini lebih sering terlontar.

2. Saya dalam Keadaan Baik-baik Saja
Menurut survey, 36 persen orang Amerika tidak memiliki simpanan untuk masa pensiun mereka dan lebih mengandalkan jaminan sosial. Selain itu 47 persen dari orang yang pensiun mengaku, 90 persen pendapatan mereka berasal dari jaminan sosial. 

Untuk hidup di Amerika dengan mengandalkan jaminan sosial rata-rata hanya US$ 1.355 atau sekira Rp 18 juta sebulan dan tidaklah cukup. Namun, banyak para pensiunan yang menyatakan bahwa mereka dalam kondisi baik-baik saja.

3. Saya sedang Sibuk
Sebagian besar anak dan remaja pernah diperdaya dengan alasan orangtua mereka yang sedang sibuk. Alasan bahwa Anda sedang sibuk menjadi bentuk kebohongan yang seringkali terlontar sehingga membuat anak terlantar. 

Padahal, menurut penelitian dari Women's Health Aging Project di Australia, seorang wanita yang menyempatkan satu hari dalam seminggu mengasuh anak atau cucunya akan terhindar dari penyakit Alzheimeir.

4. Saya tidak ingin menjadi Bebas
Secara teknis, hal ini bukan sepenuhnya sebuah kebohongan, tetapi hampir mendekati kebenaran. Kita sebagai orangtua diprogram dengan keinginan agar anak-anak tumbuh dan hidup bahagia. Namun, sayangnya perasaan cemas dan khawatir membuat kita merasa jadi beban untuk anak-anak. Perasaan menjadi latar terlontarnya sebuah kebohongan bahwa Anda tidak ingin menjadi beban untuk mereka.

5. Saya tidak pernah Terlibat dalam Kecelakaan
Mungkin saja ungkapan itu benar adanya, tetapi mengatakan bahwa Anda tidak pernah terlibat dalam kecelakaan akan mendatangkan kesombongan. 

Kita tidak pernah tahu apa yang ada di masa depan. Kata-kata yang dinilai sebagai sebuah kebohongan ini seringkali dilontarkan oleh orang dengan usia yang lebih tua kepada orang muda.

Selasa, 22 Desember 2015

Berikut adalah Ilmuwan Muslim yang Mampu Mengubah Dunia

Alquran diturunkan kepada manusia bukan hanya sebagai pedoman dan petunjuk bagi kehidupan manusia saja, tapi Alquran juga mengandung berbagai macam ilmu pengetahuan didalamnya. Dan bahkan beberapa ilmuwan sudah ada yang membuktikan kebenaran yang tertera di dalam Alquran.

Sehingga tak jarang jika dulu banyak sekali ilmuwan-ilmuwan muslim yang mampu menyumbangkan inovasinya untuk peradaban manusia. Sebut saja Ibnu Sina dan Khawarij yang karya-karyanya hingga saat ini masih banyak digunakan sebagai referensi bagi para ilmuwan dunia.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman yang terus berganti, sumbangsih dari para ilmuwan muslim ini banyak yang dilupakan. Bahkan umat muslim sendiri banyak yang dibuat lupa dengan berbagai cara.

Sekedar merefresh ingatan saja, berikut ini adalah para ilmuwan muslim yang mampu mengubah dunia dengan penemuannya:

1. Aljabar
Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa Al-Khwarizmi
Aljabar adalah cabang matematika yang dapat dicirikan sebagai generalisasi dari bidang aritmatika. Aljabar berasal dari Bahasa Arab "Al-Jabr" yang berarti "pertemuan","hubungan" atau bisa juga "penyelesaian". 

Matematika adalah sebuah ilmu pasti yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Setiap hari kita pasti selalu berhubungan dengan matematika. Namun mata pelajaran ini menjadi mata pelajaran yang sangat dibenci oleh kebanyakan siswa.

Al-Jabar yang ditemukan oleh Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa Al-Khwarizmi (780-850 M), sering disebut dengan sebutan matematika yang sering digunakan oleh orang-orang zaman dulu. Namun saat ini, kita dibiasakan menyebutnya dengan nama matematika.

Selain itu dia juga, merupakan intelektual muslim yang mahir dan terkemuka, menyumbangkan karyanya di bidang matematika, geometri, musik dan sejarah. Bukan hanya itu saja, Ia juga merupakan ilmuwan astronomi sekaligus ilmu bumi. Jasa beliau sangat besar dalam mendirikan fondasi matematika modern yang kita lihat dewasa ini, dan termasuk pengembang ilmu geometri dengan angka-angka untuk persamaan kuadrat serta juga sebagai penemu angka “penting” di dunia ini,

Dalam Al-Kitab Al-Mukhtaar Fi IIsab Al-jabr Wa-l-Muqabala (The Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing), Khawarizmi menyusun empat prinsip dasar persamaan Aljabar.

Kata ‘Al-Jabr’ sendiri memiliki arti ‘selesai’. Pada awalnya, penemuan ini hanya digunakan untuk memecahkan masalah di kehidupan nyata seperti perhitungan zakat, pembagian warisan dan lain-lain. Kemudian, pada tahun 1.000 – 1100 masehi, buku karya Khawarizmi ini diterjemahkan kedalam bahasa Latin. Karya ilmuwan muslim ini lebih dikenal dengan sebutan Algoritma. Mungkin, tanpa temuan dari Khawarizmi, aplikasi modern matematika seperti di bidang teknik mungkin takkan pernah ada.


2. Madrasah
Fatima Al-Fihri di Fes
Islam sangat berperan besar dalam peradaban dunia, pada awal berdirinya Islam masjid berperan ganda. Selain sebagai tempat ibadah bagi umat Islam, masjid juga berperan sebagai sekolahan.

Seiring dengan membesarnya umat Islam, para pendidik membutuhkan lembaga formal pendidikan bagi anak-anak. Kemudian tercetus nama Madrasah dipakai untuk lembaga formal itu.

Madrasah formal yang pertama berdiri adalah al-Karaouine yang dibangun pada 859 M oleh Fatima Al-Fihri di Fes, Marok. Sekolah ini bisa menarik perhatian dari anak didik dari Afrika Utara.

Pada madrasah tersebut juga diperkenalkan konsep ijazah sebagai bukti kelulusan seorang murid yang dianggap telah mengerti dan menguasai materi pendidian.

3. Marching Band
Ilustrasi
Marching band biasa dimainkan oleh para prajurit militer. Namun, siapa sangka jika ternyata konsep dari marching band ini berasal dari dunia Islam.

Adalah pasukan elit Janissary yang masih menjadi bagian dari kerajaan Ottoman. Oleh kerajaan itu, sebuah tim marching sengaja dibentuk untuk memainkan musik dengan keras di sebuah laga pertempuran. Tujuannya untuk menakuti musuh secara psikologis sekaligus memompa semangat para prajurit.

Kemudian konsep tim marching militer tersebut ditiru oleh pasukan militer Eropa untuk menakuti para musuhnya.

4. Konsep Fotografi
Ibnu Al-Haytham
Pernahkah Anda membayangkan bagaimana jika dunia ini tanpa fotografi? tentu dunia ini akan tampak berbeda. Untuk itu, kita patut berterimakasih kepada Abu Ali Muhammad Al-Hassan Ibnu al-Haitham atau Ibnu Haitham.

Ia adalah seorang ilmuwan muslim yang gemar melakukan penelitian. Ia juga mengembangkan konsep titik cahaya sekaligus untuk pertama kalinya menggambarkan cara kerja dari kamera.

Pada awal 1.000 M, Ibnu Al-Haytham merupakan salah satu ilmuwan besar yang bekerja pada pusat Kerajaan Kairo. Al-Haytham merupakan ilmuwan pertama yang menyadari jika sebuah lubang kecil ditempatkan disebuah kotak bercahaya, bayangnya dari cahaya yang keluar dari gambar diproyeksikan melalui lubang tersebut dan menciptakan gambar di dinding.

Dalam penelitiannya tersebut, dia menyadari semakin kecil lubang cahaya, maka akan semakin tajam kualitas gambar yang muncul.

Mungkin tanpa temuan al-Khaytam ini takkan ada yang namanya kamera modern yang bisa digenggam masyarakat era digital seperti saat ini.

Sabtu, 12 Desember 2015

Tips Mengenali Bakat Anak Sejak Dini

Ilustrasi | Foto Dok. Wanie
Setiap anak pasti memiliki minat dan bakatnya sejak dini. Maka oleh karena itu, selaku orang tua sudah seharusnya sudah mengetahuinya agar lebih mudah mengarahkan pendidikan maupun kegiatan anak jika telah diketahui bakat serta minatnya. Karena itu, penting melakukannya sejak dini.

Pendidikan merupakan bagian terpenting untuk kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, setiap warga negara, khusunya orangtua, harus menyadari arti pentingnya pendidikan bagi seorang anak.

Fredrikson Horo, pemerhati pendidikan dari Komunitas Sahabat Anak, mengatakan bahwa ketika anak berusia empat tahun, orangtua harus sudah mengetahui minat dan bakat anaknya. Bagaimana cara mengenali bakat dan minat anak?

Berikut beberapa cara mengenali bakat dan minat seorang anak sejak usia dini yang perlu diketahui oleh para orangtua sebagaimana dilansir okezone. com:

1. Periode penting

Usia antara 4-14 tahun merupakan usia dimana orangtua harus mengetahui bakat dan minat seorang anak. Rata-rata seorang anak baru akan tahu minat masing-masing pada saat mereka menginjak bangku SMP hingga duduk di bangku Kuliah.

Periode ini merupakan saat-saat yang kritis bagi anak. Perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa.

2. Amati tipe kecerdasan pada anak

Kecerdasan seorang anak tidak hanya diukur melalui ukuran IQ (Intelligence Quotient). Setiap anak memiliki kecerdasan yang majemuk, yakin kecerdasan intelektual (IQ) maupun kecerdasaan emosional (Emotional Quotient/EQ).

Ada beberapa kecerdasan pada anak yang harus orangtua ketahui. Di antaranya adalah : 
a. Kecerdasan musikal.
Kecerdasan ini ditunjukkan saat seorang anak dengan mudah mengikuti dan mengingat lagu. Cara melatihnya adalah dengan mendengarkan musik dan bernyanyi.  
b. Kecerdasan intrapersonal.
Kecerdasan ini berkaitan dengan daya tahan untuk tidak mudah down, gigih berusaha, dan tidak minder.  
c. Kecerdasan visual spasial,
Yaitu kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan memahami pandangan ruang. Dalam kecerdasan ini, anak mampu membedakan posisi, letak, serta membayangkan ruang di kanan, kiri, atas, bawah, depan, belakang, dan samping.  
d. Kecerdasan Interpersonal (sosial),
Yaitu kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan anak beradaptasi, bekerjasama, berelasi dengan lingkungan teman sebaya, dan orang di sekitarnya.  
e. Kecerdasan kinestetik tubuh.
Seorang anak memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan yang melibatkan tubuh. Misalnya, gerakan tubuh saat berdoa, menggambar, melompat, belari, dan olahraga yang menggerakkan tubuh, seperti menari, bersenam ,dan sebagainya.

3. Mengikuti lomba dan latihan

Mengetahui potensi bakat dan minat dan anak bukanlah hal yang instan. Semakin sering melakukan berbagai macam latihan, lomba, atau kompetisi, potensi serta bakat akan semakin teruji dan terasah.

Peranan orangtua dalam meningkatkan prestasi belajar anak dan memberikan pendidikan yang baik, serta arahan yang tepat dapat membantu mengasah minat dan kemampuan seorang anak dalam bidang tertentu.

4. Libatkan hobi

Orangtua tidak diperbolehkan menjadi seorang yang egois dengan apapun yang disukai oleh anaknya. Belajarlah untuk saling berbagi kesenangan dengan anak. Salah satunya dengan cara menghargai hobi yang dipilih si anak. Dari situ bisa diketahui minat dan hobi anak ke depannya.

Berikut Salah satu Video cara mengenali bakat anak sejak dini.

Beginilah Video Proses Terbentuknya Janin dalam Rahim Manusia

Janin Dalam Rahim Sang Ibu
Janin adalah mamalia yang berkembang setelah fase embrio dan sebelum kelahiran. Dalambahasa Latin, fetus secara harfiah dapat diartikan "berisi bibit muda, mengandung". Pada manusia, janin berkembang pada akhir minggu kedelapan kehamilan, sewaktu struktur utama dan sistem organ terbentuk, hingga kelahiran. Janin disebut juga Calon Bayi.

Lebih dari 1.400 tahun silam, ketika teknologi manusia belum mampu melihat apa yang terjadi di dalam rahim seorang ibu,

Allah berfirman dan menjelaskan dengan sangat rinci tentang bagaimana proses penciptaan manusia dalam Al Quran surat Al-Mu’minun 12-14:
  • Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). 
  • Kemudian, air mani itu kami jadikan ‘alaqah. 
  • Lalu ‘alaqah itu Kami jadikan segumpal daging, 
  • Dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, 
  • Lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. 
  • Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain…
Urutan demi urutan itu disebutkan dengan sangat jelas dan sempurna tanpa terbalik dan tanpa satupun kesalahan..

Para ilmuan di bidang kedokteran yang di bantu teknologi sekali lagi membenarkan firman Allah sang maha pencipta...

Ini adalah video citra yang dihasilkan komputer atau computer-generated imagery (CGI) yang diunggah di Youtube pada Sabtu (3/11/2012)
Video ini memberi gambaran kepada kita mengenai apa yang sebenarnya terjadi selama kehamilan.

Kebesaran Allah dan keajaiban kehidupan akan terungkap tepat di depan mata kita. Kita akan melihat kala bayi menjelma dari sebuah telur menjadi bayi dewasa yang siap untuk memulai hidupnya.

"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?" (Q.S. 41: 53)


Senin, 07 Desember 2015

Pahala untuk Suami Tiap Kali Beri Nafkah Istri

Kasih Uang Kepada Isteri
Pernikahan atau nikah artinya adalah terkumpul dan menyatu. Menurut istilah lain juga dapat berarti Ijab Qobul (akad nikah) yang mengharuskan perhubungan antara sepasang manusia yang diucapkan oleh kata-kata yang ditujukan untuk melanjutkan ke pernikahan, sesusai peraturan yang diwajibkan oleh Islam. 

Nah ketika seorang memutuskan menikah, maka seorang pria harus siap dengan tanggung jawab untuk memberikan nafkah kepada istrinya. Mereka berkewajiban memastikan kebutuhan wanita (nafkah lahir dan nafkah bathin) yang dinikahinya ini tercukupi dengan jalan bekerja keras setiap hari.

Hal ini terkadang menjadi salah satu momok menakutkan ketika pria akan mengambil keputusan untuk berkeluarga. Pengalaman susahnya mengatur hidup sendiri, membuat pria berpikir berulang kali untuk hidup berdua. Terlebih jika sudah memiliki momongan, maka tanggungjawab akan semakin besar.

Namun jika mengacu pada ajaran Islam, memberi nafkah istri tidak sekedar memastikan bahwa mereka bisa makan dan melanjutkan hidup saja. Lebih dari itu, tindakan ini merupakan sebuah ibadah dan memiliki pahala yang amat besar. Setiap kali memberikan istri nafkah, maka suami akan memperoleh pahala. Seperti apa? Berikut ulasannya.

Memberi nafkah istri adalah wajib. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Muslim: 

"Bertaqwalah kalian dalam masalah wanita. Sesungguhnya mereka ibarat tawanan di sisi kalian. Kalian ambil mereka dengan amanah Allah dan kalian halalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah. Mereka memiliki hak untuk mendapatkan rezki dan pakaian dari kalian". HR Muslim

Pahala ketika memberi nafkah kepada istri lebih besar jika dibandingkan pahala saat memberikan harta untuk perjuangan agama Islam. Rasulullah SAW bersabda bahwa,

“Satu dinar yang engkau belanjakan untuk perang di jalan Allah SWT dan satu dinar yang engkau belanjakan untuk istrimu, maka yang paling besar pahalanya ialah apa yang engkau berikan kepada istrimu.” (HR. Bukhari-Muslim)

Dari segala jenis sedekah, ternyata yang memiliki pahala paling besar adalah memberi nafkah keluarga. Mulai dari infak di jalan Allah, membebaskan budak, sedekah orang miskin, maka yang dijanjikan pahala paling besar adalah saat memberikan untuk keluarga. 

"Dinar yang engkau infakkan di jalan Allah, dinar yang engkau infakkan untuk membebaskan budak, dinar yang engkau sedekahkan kepada orang miskin, dan dinar yang engkau nafkahkan kepada keluargamu, pahala yang paling besar adalah dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu" HR Muslim, Ahmad

Namun, dengan hal tersebut bukan serta merta istri boleh menuntut nafkah yang banyak kepada suaminya. Akan tetapi disesuaikan dengan keadaan umum yang diterima kalangan para isteri di negeri mereka, tanpa berlebih-lebihan ataupun pelit, sesuai dengan kesanggupannya dalam keadaan mudah, susah ataupun pertengahan. 

"Dan hendaklah kamu berikan suatu pemberian kepada mereka. Orang yang mampu sesuai dengan kemampuannya dan orang yang miskin sesuai dengan kemampuannya pula, yaitu pemberian menurut yang patut". [Al Baqarah:236].

Lalu kapan seorang pria berkewajiban memberiikan nafkah kepada istri? Para ulama berpendapat, tanggungjawan memberikan nafkah kepada istri dibebankan setelah berlangsungnya ijab qabul, meskipun istri masih tinggal di rumah orangtuanya dan belum tinggal bersama suami. 

Dasar pendapat mereka, diantara konsekuensi dari akad yang sah, ialah sang isteri menjadi tawanan bagi suaminya. Dan apabila isteri menolak berpindah ke rumah suaminya tanpa ada udzur syar’i setelah suaminya memintanya, maka ia tidak berhak mendapat nafkah dikarenakan isteri telah berbuat durhaka (nusyuz) kepada suaminya dengan menolak permintaan suaminya tersebut. 

Meski nantinya istri akan bekerja diluar rumah dan mendapatkan penghasilan sendiri, namun tidak membuat kewajiban suami ini hilang begitu saja. Istri yang bekerja dengan izin suami, harus tetap diberi nafkah. Namun jika mereka bekerja tanpa mendapat izin dari suaminya, maka ia tidak berhak mendapatkan nafkah. 

Dr. Umar Sulaiman Al Asyqar menjelaskan tentang alasan, mengapa isteri yang bekerja di luar rumah tanpa persetujuan suami tidak berhak tidak mendapat nafkah, ”Pendapat yang benar adalah, wanita yang bekerja tidak berhak mendapat nafkah. Karena suami mampu mencegahnya dari bekerja dan keluar dari rumah (dengan mencukupi nafkahnya), dan (menetapnya isteri di rumah suami) merupakan hak suaminya. Kewajiban suami memberi nafkah kepada isteri disebabkan karena status isteri yang menjadi tawanan suaminya dan ia wajib meluangkan waktunya untuk suaminya. Jika sang isteri bekerja (tanpa izin suaminya) dan mendapatkan uang, maka sebab yang menjadikan suami wajib memberikan nafkah kepadanya telah gugur.” Ahkamuz Zawaj, hlm. 282

Meski dengan kewajiban begitu besar, masih ada saja suami yang tidak bertanggungjawab memberi nafkah istri. Atau harta yang mereka dapatkan mereka simpan tanpa sepengetahuan istri, sementara istri, harus susah payah membagi uang belanja yang tidak cukup. Tentang suami yang bakhil ini, telah datang banyak nash yang memuat ancaman baginya. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya sebagai berikut.

"Cukuplah sebagai dosa bagi suami yang menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya." HR Muslim.

Selain itu, Rasulullah juga sabda yang artinya:
"Tidaklah para hamba berada dalam waktu pagi, melainkan ada dua malaikat yang turun. Salah satu dari mereka berdoa,”Ya, Allah. Berikanlah kepada orang yang menafkahkan hartanya balasan yang lebih baik,” sedangkan malaikat yang lain berdoa,”Ya, Allah. Berikanlah kebinasaan kepada orang yang menahan hartanya (tidak mau menafkahkannya). Muttafaqun ‘alaihi

Dengan pahala yang demikian besar serta ancaman yang tidak main-main, seharusnya membuat para suami berpikir ulang untuk tidak menafkahi istri atau bersikap pelit kepada mereka. Karena sebenarnya, istri lah salah satu sebab Allah melancarkan rezeki suami. Karena dalam rezeki yang Allah beri kepada suami, selalu ada doa sang istri. Semoga artikel ini bermanfaat.

Sabtu, 05 Desember 2015

Tujuan Menikah dalam Islam

Ijab Qabul
Pernikahan menjadi suatu prosesi yang sakral bagi semua orang. setiap orang yang saling mencintai akan melangsungkan pernikahan untuk memperoleh ikatan yang sah baik secara agama maupun menurut hukum negaranya. Namun didalam agama islam, pernikahan adalah ibadah yang bersifat Sunattullah yang dilalui dengan sebuah proses Ijab Qabul. 

Dari kebanyakan orang, melangsungkan pernikahan dengan pasangannya berharap memperoleh kebahagian hidup dalam rumah tangganya dan lain sebagainya. akan tetapi didalam agama islam, pernikahan juga memiliki tujuan lain yang tidak pernah anda pikirkan. apa saja tujuan itu? simaklah ulasan berikut!

1. Menjaga Diri dari Maksiat

Tujuan pertama dari pernikahan menurut islam merupakan untuk menjaga diri dari perbuatan maksiat. seperti yang diketahui, pada ketika ini banyak anak belia yang menjalin korelasi yang tidak diperbolehkan di dalam islam yakni dengan berpprogramn. korelasi yang demikian ini menjadi ladang dosa bagi mereka yang menjalaninya alimpiannnya merupakan dapat menimbulkan nafsu antara satu dengan lainnya.

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda: “Wahai para pebelia, barang siapa dari kau telah bisa memikul tanggul jawab keluarga, hendaknya segera menikah, alimpiannnya merupakan dengan pernikahan engkau lebih bisa untuk menundukkan pandangan dan menjaga kemaluanmu. dan barang siapa yang belum bisa, maka hendaknya ia berpuimpian, alimpiannnya merupakan puimpian itu dapat mengendalikan dorongan seksualnya.” (Muttafaqun ‘alaih)

Nafsu syahwat merupakan fitrah yang ada dalam diri insan. untuk menjaga diri dari perbuatan maksiat, maka mereka yang telah bisa dianjurkan untuk menikah. namun kalau belum bisa, maka hendaknya berpuimpian untuk mengendalikan diri.

2. Mengamalkan Ajaran Rasulullah

Seperti yang sudah diterperincikan di atas bahwa pernikahan itu merupakan sunnah Nabi, jadi mengamalkan ajaran Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam menjadi salah satu tujuan dari pernikahan di dalam islam. sebagai umat muslim, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam dijsaudara termudaan sebagai teladan dalam menjalani kehidupan. dengan mengikuti apa yang dikerjakan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam berarti kita sudah menjalankan sunnah-ya. salah satu sunnah Rasul itu merupakan menikah.

3. Memperbanyak Jumlah umat Islam

Tujuan selanjutnya dari pernikahan merupakan untuk menambah jumlah umat islam. maksudnya di sini merupakan buah dari pernikahan tersebut akan melahirkan anak-anak kaum muslim ke dunia dan mendidiknya menjadi umat yang berkhasiat bagi agama dan masybirat. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:

“Nikahilah wanita-wanita yang bersifat penyayang dan subur (banyak anak), alimpiannnya merupakan saya akan berbangga-bangga dengan (jumlah) kalian dihadapan umat-umat lainnya kelak pada hari qiyamat.” (Riwayat Shmad,Ibnu Hibban, At Thabrany dan dishahihkan oleh al albany)

4. Mendapat Kenyamanan

Tidak hanya faktor kepentingan agama saja, ternyata menikah juga bertujuan untuk diri kita sendiri. tujuan tersebut untuk menerima kenyamanan dan ketenangan dalam kehidupan di dunia ini. ALLAH ta’ala berfirman:

“Dan di antara ayat-ayat-nya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kau merimpian nyaman kepadanya, dan dijsaudara termudaan-nya di antaramu mawadah dan rahmah. sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” [Ar-Rum 21].

5. Membina Rumah Tangga yang Islami

Tujuan terakhir pernikahan dalam agama islam merupakan untuk membia rumah tangga yang islami dan menerapkan syari’at. memang segala sesuatunya dimulai dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu. maka masybirat yang tenang dan menjalankan ajaran ALLAH juga berimpianl dari tiap-tiap keluarga yang tenang dan menjalankan perintah ALLAH. ALLAH Subhanallah Wa Ta'ala berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakaranya merupakan insan dan batu; penjaganya mailakt-malaikat yang kimpianr yang monyets, yang tidak mendurhakai ALLAH terhadap apa yang diperintahkan-nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim 6)

Demikian penjelasan kami semoga bisa tersampaikan kepada sanak saudara kita yang lalian diseluruh penjuru dunia.