Tampilkan postingan dengan label Valentine. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Valentine. Tampilkan semua postingan

Minggu, 15 Februari 2015

Inilah 5 Walikota di Indonesia Larang Perayaan Valentin Day's

Walikota di Indonesia Larang Perayaan Valentin Day's
 S alah satu budaya barat yang sangat terkenal pada bulan ferbruari adalah Hari valentine. Hari valentine merupakan budaya yang sangat tidak bermanfaat untuk bangsa indonesia. Sebaliknya, valentine banyak membawa dampak negatif bagi generasi muda khususnya dalam memicu pergaulan bebas.

Beruntung, Indonesia memiliki cukup banyak pemimpin di daerah yang menyadari hal ini. Sedikitnya, lima walikota telah melarang perayaan valentine di kotanya masing-masing.

1. Walikota Surabaya
Tri Rismaharini
Tri Rismaharini yang baru saja terpilih sebagai juara tiga walikota terbaik di dunia ini dikenal sebagai walikota yang sukses memajukan kota Surabaya dan peduli dengan penyelamatan moral warganya. Diantara prestasinya yang gemilang adalah berhasil menutup Dolly, prostitusi terbesar di Asia Tenggara, tanpa gejolak yang berarti.

Pada 12 Februari 2015, secara resmi pemkot Surabaya menerbitkan surat larangan perayaan valentine. Surat yang ditujukan kepada kepala sekolah se-Surabaya itu memperingatkan agar tidak ada pelajar yang merayakan valentine baik di dalam maupun di luar sekolah.

2. Walikota Padang

Mahyeldi Ansarullah
Pada hari yang sama, Kamis (12/2/2015), Mahyeldi Ansarullah juga melarang warganya agar tidak merayakan hari valentine. Walikota dari PKS ini sebelumnya telah berkoordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) dan sejumlah pihak terkait. Menurutnya, hari valentine tidak sesuai dengan budaya timur dan banyak bermuatan negatif.

“Tidak ada yang namanya Valentine Day di Kota Padang. Hari kasih sayang dalam Islam adalah sepanjang waktu,” tegasnya.

3. Walikota Banda Aceh
Illiza Sa’aduddin Djamal
Illiza Sa’aduddin Djamal juga mengeluarkan seruan agar tidak merayakan Valentine Day dalam bentuk apapun. Walikota dari PPP ini menegaskan, perayaan Valentine Day bertentangan dengan Syariat Islam.

Menurut Humas Setda Banda Aceh, seruan tersebut akan dikirim ke sekolah-sekolah pada hari ini (Jum’at, 13 Februari 2015). Selain itu, seruan juga dikirim ke masjid untuk menjadi bahan khutbah Jum’at.

4. Walikota Makassar
Mohammad Ramdhan Pomanto
Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, pada Selasa (10/2/2015) telah melarang perayaan. Ia juga melarang penjualan suvenir valentine. Menurutnya, valentine mengajak kepada kesesatan dan mengarahkan pada perbuatan asusila.

“Saya melarang perayaan, termasuk penjualan suvenir-suvenir valentine yang bergambar love atau hati,” tegasnya.

Untuk memastikan tidak ada perayaan valentine di Makassar, pihaknya akan menggelar sidak pada 14 februari besuk.

5. Walikota Depok
Nur Mahmudi Ismail
Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail telah melarang perayaan valentine sejak beberapa tahun yang lalu. Hal itu dilakukannya sebagai salah satu upaya mengantisipasi terjadinya ‘pergaulan bebas’ di kalangan remaja. Larangan itu mendapat dukungan dari berbagai pihak, antara lain Majelis Ulama Indonesia (MUI) Depok, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Depok, dan Front Pembela Islam (FPI) Depok.

[Sumber : trendnews.co.id]

Sabtu, 14 Februari 2015

Valentine Day, Ikut Mengakui Yesus Sebagai Tuhan

Tiap tahun menjelang bulan Februari, banyak remaja Indonesia yang notabene mengaku beragama Islam ikut-ikutan sibuk mempersiapkan perayaan Valentine. Walau sudah banyak di antaranya yang mendengar bahwa Valentine Day adalah salah satu hari raya umat Kristiani yang mengandung nilai-nilai akidah Kristen, namun hal ini tidak terlalu dipusingkan mereka. “Ah, aku kan ngerayaain Valentine buat fun-fun aja…, ” demikian banyak remaja Islam bersikap. Bisakah dibenarkan sikap dan pandangan seperti itu? 

Perayaan Hari Valentine memuat sejumlah pengakuan atas klaim dogma dan ideologi Kristiani seperti mengakui “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan lain sebagainya. Merayakan Valentine Day berarti pula secara langsung atau tidak, ikut mengakui kebenaran atas dogma dan ideologi Kristiani tersebut, apa pun alasanya.

.
Nah, jika ada seorang Muslim yang ikut-ikutan merayakan Hari Valentine, maka diakuinya atau tidak, ia juga ikut-ikutan menerima pandangan yang mengatakan bahwa “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan sebagainya yang di dalam Islam sesungguhnya sudah termasuk dalam perbuatan musyrik, menyekutukan Allah SWT, suatu perbuatan yang tidak akan mendapat ampunan dari Allah SWT. Naudzubillahi min dzalik! 

“Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut, ” Demikian bunyi hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi. 

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah juga berkata, “Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, “Selamat hari raya!” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah. ” 

Allah SWT sendiri di dalam Qur’an surat Al-Maidah ayat 51 melarang umat Islam untuk meniru-niru atau meneladani kaum Yahudi dan Nasrani, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." Wallahu'alam bishawab.

Demikian Tradisi Pelaksanaan Valentine Day, semoga apa yang sudah kami jelaskan disini dapat bermamfaat bagi sobat semuanya.




Valentine Pesta Kemaksiatan


Christendom adalah sebutan lain untuk tanah-tanah atau negeri-negeri Kristen di Barat. Awalnya hanya merujuk pada daratan Kristen Eropa seperti Inggris, Perancis, Belanda, Jerman, dan sebagainya, namun dewasa ini juga merambah ke daratan Amerika.

Orang biasanya mengira perayaan Hari Valentine berasal dari Amerika. Namun sejarah menyatakan bahwa perayaan Hari Valentine sesungguhnya berasal dari Inggris. Di abad ke-19, Kerajaan Inggris masih menjajah wilayah Amerika Utara. Kebudayaan Kerajaan inggris ini kemudian diimpor oleh daerah koloninya di Amerika Utara.

Di Amerika, kartu Valentine pertama yang diproduksi secara massal dicetak setelah tahun 1847 oleh Esther A. Howland (1828 – 1904) dari Worcester, Massachusetts. Ayahnya memiliki sebuah toko buku dan toko peralatan kantor yang besar. Mr. Howland mendapat ilham untuk memproduksi kartu di Amerika dari sebuah kartu Valentine Inggris yang ia terima. Upayanya ini kemudian diikuti oleh pengusaha-pengusaha lainnya hingga kini.

Sejak tahun 2001, The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) tiap tahun mengeluarkan penghargaan "Esther Howland Award for a Greeting Card Visionary" kepada perusahaan pencetak kartu terbaik. 

Sejak Howland memproduksi kartu ucapan Happy Valentine di Amerika, produksi kartu dibuat secara massal di selutuh dunia. The Greeting Card Association memperkirakan bahwa di seluruh dunia, sekitar satu milyar kartu Valentine dikirimkan per tahun. Ini adalah hari raya terbesar kedua setelah Natal dan Tahun Baru (Merry Christmast and The Happy New Year), di mana kartu-kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama juga memperkirakan bahwa para perempuanlah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine. 

Mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran kartu di Amerika mengalami diversifikasi. Kartu ucapan yang tadinya memegang titik sentral, sekarang hanya sebagai pengiring dari hadiah yang lebih besar. Hal ini sering dilakukan pria kepada perempuan. Hadiah-hadiahnya bisa berupa bunga mawar dan coklat. Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan kepada perempuan pilihan.

.
Di Amerika Serikat dan beberapa negara Barat, sebuah kencan pada hari Valentine sering ditafsirkan sebagai permulaan dari suatu hubungan yang serius. Ini membuat perayaan Valentine di sana lebih bersifat ‘dating’ yang sering di akhiri dengan tidur bareng (perzinaan) ketimbang pengungkapan rasa kasih sayang dari anak ke orangtua, ke guru, dan sebagainya yang tulus dan tidak disertai kontak fisik. Inilah sesungguhnya esensi dari Valentine Day. 

Perayaan Valentine Day di negara-negara Barat umumnya dipersepsikan sebagai hari di mana pasangan-pasangan kencan boleh melakukan apa saja, sesuatu yang lumrah di negara-negara Barat, sepanjang malam itu. Malah di berbagai hotel diselenggarakan aneka lomba dan acara yang berakhir di masing-masing kamar yang diisi sepasang manusia berlainan jenis. Ini yang dianggap wajar, belum lagi party-party yang lebih bersifat tertutup dan menjijikan.

Demikian Tradisi Pelaksanaan Valentine Day, semoga apa yang sudah kami jelaskan disini dapat bermamfaat bagi sobat semuanya.



Valentine Hanya Untuk Kepentingan Bisnis

Ilustrasi
Hari Valentine ternyata bisa jadi ladang usaha. Di berbagai mal, banyak stan yang menjual pernak-pernik Valentine. Kafe-kafe pun membuat acara khusus yang tujuannya menarik minat pengunjung.

Mal-mal di Ibu Kota juga memanfaatkan momen ini. Aneka hiasan bernuansa pink dipajang. Sebut saja Mal Taman Anggrek yang menjadi salah satu tempat kongkow favorit anak muda. Pernak-pernik Valentine mulai dari bunga, balon berbentuk hati, hingga hiasan-hiasan yang digantung (hanging mobile) terpasang di setiap sudut. Beralih ke sudut mal, sebuah stan kecil berjuluk Roomate disesaki pengunjung yang kebanyakan ABG.

Kalau pun Hari Valentine masih dihidup-hidupkan hingga sekarang, bahkan ada kesan kian meriah, itu tidak lain dari upaya para pengusaha yang bergerak di bidang pencetakan kartu ucapan, pengusaha hotel, pengusaha bunga, pengusaha penyelenggara acara, dan sejumlah pengusaha lain yang telah meraup keuntungan sangat besar dari event itu. 

Mereka sengaja, lewat kekuatan promosi dan marketingnya, meniup-niupkan Hari Valentine Day sebagai hari khusus yang sangat spesial bagi orang yang dikasihi, agar dagangan mereka laku dan mereka mendapat laba yang amat sangat besar. Inilah apa yang sering disebut oleh para sosiolog sebagai industrialisasi agama, di mana perayaan agama oleh kapitalis dibelokkan menjadi perayaan bisnis.

Demikian Tradisi Pelaksanaan Valentine Day, semoga apa yang sudah kami jelaskan disini dapat bermamfaat bagi sobat semuanya.






Tradisi Kirim Kartu Valentine Day

Ilustrasi Kartu Valentine Day
Selain itu, tradisi mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan Santo Valentine. Pada tahun 1415 M, ketika Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St. Valentine tanggal 14 Februari, ia mengirim puisi kepada isterinya di Perancis. 

Oleh Geoffrey Chaucer, penyair Inggris, peristiwa itu dikaitkannya dengan musim kawin burung-burung dalam puisinya. 

Lantas, bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” yang sampai sekarang masih saja terdapat di banyak kartu ucapan atau dinyatakan langsung oleh pasangannya masing-masing? Ken Sweiger mengatakan kata “Valentine” berasal dari bahasa Latin yang mempunyai persamaan dengan arti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini sebenarnya pada zaman Romawi Kuno ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi.

Disadari atau tidak, demikian Sweiger, jika seseorang meminta orang lain atau pasangannya menjadi “To be my Valentine?”, maka dengan hal itu sesungguhnya kita telah terang-terangan melakukan suatu perbuatan yang dimurkai Tuhan, istilah Sweiger, karena meminta seseorang menjadi “Sang Maha Kuasa” dan hal itu sama saja dengan upaya menghidupkan kembali budaya pemujaan kepada berhala. 

Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi atau lelaki rupawan setengah telanjang yang bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia begitu rupawan sehingga diburu banyak perempuan bahkan dikisahkan bahwa ibu kandungnya sendiri pun tertarik sehingga melakukan incest dengan anak kandungnya itu!

Silang sengketa siapa sesungguhnya Santo Valentine sendiri juga terjadi di dalam Gereja Katolik sendiri. Menurut gereja Katolik seperti yang ditulis dalam The Catholic Encyclopedia (1908), nama Santo Valentinus paling tidak merujuk pada tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda, yakni: seorang pastur di Roma, seorang uskup Interamna (modern Terni), dan seorang martir di provinsi Romawi Afrika. Koneksi antara ketiga martir ini dengan Hari Valentine juga tidak jelas. 

Bahkan Paus Gelasius II, pada tahun 496 menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui secara pasti mengenai martir-martir ini, walau demikian Gelasius II tetap menyatakan tanggal 14 Februari tiap tahun sebagai hari raya peringatan Santo Valentinus. 

Ada yang mengatakan, Paus Gelasius II sengaja menetapkan hal ini untuk menandingi hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari. 

Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus di Via Tibertinus dekat Roma, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus. Jenazah itu kemudian ditaruh dalam sebuah peti emas dan dikirim ke Gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada 1836.

Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari Valentine, di mana peti emas diarak dalam sebuah prosesi khusyuk dan dibawa ke sebuah altar tinggi di dalam gereja. Pada hari itu, sebuah misa khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta. Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 dengan alasan sebagai bagian dari sebuah usaha gereja yang lebih luas untuk menghapus santo dan santa yang asal-muasalnya tidak bisa dipertanggungjawabkan karena hanya berdasarkan mitos atau legenda. Namun walau demikian, misa ini sampai sekarang masih dirayakan oleh kelompok-kelompok gereja tertentu. 

Jelas sudah, Hari Valentine sesungguhnya berasal dari mitos dan legenda zaman Romawi Kuno di mana masih berlaku kepercayaan paganisme (penyembahan berhala). Gereja Katolik sendiri tidak bisa menyepakati siapa sesungguhnya Santo Valentine yang dianggap menjadi martir pada tanggal 14 Februari. Walau demikian, perayaan ini pernah diperingati secara resmi Gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia dan dilarang secara resmi pada tahun 1969. Beberapa kelompok gereja Katolik masih menyelenggarakan peringatan ini tiap tahunnya.

Demikian Tradisi Pelaksanaan Valentine Day,  semoga apa yang sudah kami jelaskan disini dapat bermamfaat bagi sobat semuanya.

Tradisi Pelaksanaan Valentine Day

.
Satu hari menuju Valentine, pasti beberapa dari Anda disibukkan membeli beragam hadiah untuk orang terkasih. Entah itu cokelat, perhiasan, atau sekadar kartu ucapan 'Selamat Hari Valentine'. 

Pernahkah Anda berpikir siapa yang memulai tradisi memberi hadiah ini? Mengapa tradisi ini bisa ada sampai sekarang?

Tradisi memberi hadiah atau bertukar kartu ucapan dengan orang terkasih saat Hari Valentine ternyata sudah dimulai sejak abad ke-18 di Inggris. Kartun ucapan pun dibuat sendiri kala itu, tidak seperti sekarang yang tinggal membeli di toko lalu kirimkan lewat pos, atau bahkan hanya bertukar ucapan melalui ponsel maupun jejaring sosial. Kala itu, kartu ucapan dihiasi dengan renda dan pita.

Muatan kegaiatn dalam rangkai acara valentine day itu tidak terlepas dari hal-hal berikut :
Demikian, semoga anda bisa mengeti tentang Valentine Day dan Sejarah Valentine Day. terima Kasih.
Salam Blogger

Kisah Tragis di Balik Perayaan Cinta Hari Valentine

Ilustrasi
Hari Valentine biasanya dirayakan dengan orang-orang tercinta, menghabiskan waktu bersama, bertukar hadiah, atau mengirim kartu ucapan bernada ungkapan kasih sayang. Namun, jika ingin merunut lagi ke belakang, sebenarnya sejarah Hari Valentine tidak semanis perayaan yang dilakukan banyak orang sekarang. 

Ada beberapa versi cerita yang beredar tentang Valentine. Dan dari semuanya, tidak ada kisah bahagia atau akhir cerita indah di dalamnya. 

Salah satu versi cerita mengatakan, perayaan Hari Valentine merupakan kelanjutan dari perayaan tahunan Lupercalia yang diadakan setiap 15 Februari. Profesor dari University of Colorado, Noel Lenski, mengatakan perayaan ini diadakan saat zaman Romawi Kuno. Dalam perayaan ini para lelaki telanjang dan mencambuki perempuan dengan menggunakan cambuk yang terbuat dari kulit kambing atau kulit anjing. Hal ini dilakukan dengan harapan bisa meningkatkan kesuburan para perempuan. 

Namun, ada juga versi cerita yang mengatakan perayaan Lupercalia dilakukan untuk melindungi masyarakat Romawi Kuno dari serangan serigala. Pada perayaan ini para lelaki mencambuki orang-orang dengan cambuk yang berasal dari kulit hewan. Dan bagi perempuan cara ini dianggap bisa meningkatkan kesuburan mereka. Festival Lupercalia itu pun berlangsung selama 150 tahun. 

.
Sementara itu, cerita lain tentang Hari Valentine datang dari abad ketiga pada masa Kaisar Romawi Claudius II. Saat itu, Claudius II melarang para pemuda untuk menikah. Sebab, menurutnya, menikah dapat membuat mereka tidak produktif lagi dan tidak bisa membuat mereka jadi prajurit yang baik. 

Namun, seorang pendeta bernama Valentine kala itu, melanggar peraturan Claudius II. Diam-diam ia menikahkan beberapa pasangan muda. Namun, kisahnya berakhir tragis. Akhirnya ia ditangkap dan dipenjarakan. Bahkan kisah itu mengatakan dia dihukum penggal pada tanggal 14 Februari pada masa tersebut.

Legenda lain mengatakan bahwa ketika Valentine dipenjarakan oleh Claudius II, ia jatuh cinta dengan putri sipir penjara itu. Sebelum dieksekusi, ia diduga mengirimkan surat yang bertuliskan ‘from your Valentine’. 

Cerita lainnya mengisahkan, ada seorang laki-laki Kristiani bernama Valentine yang menolak untuk menyembah dewa-dewa Romawi dan akhirnya ia dipenjarakan. Teman-temannya sering mengirimkan pesan kepadanya melalui jendela penjaranya. 

Atas pembangkangannya itu, banyak cerita mengatakan bahwa Valentine dieksekusi pada tanggal 14 Februari.

Sejarah Peringati Hari Valentine

Khotbah Jumat Didominasi Materi Hari Valentine
Muslim Tolak Valentine Day
Momentum ini sangat disukai anak-anak remaja, terutama remaja perkotaan. Karena di hari itu, 14 Februari, mereka terbiasa merayakannya bersama orang-orang yang dicintai atau disayanginya, terutama kekasih. Valentine Day memang berasal dari tradisi Kristen Barat, namun sekarang momentum ini dirayakan di hampir semua negara, tak terkecuali negeri-negeri Islam besar seperti Indonesia. 

Sayangnya, tidak semua anak-anak remaja memahami dengan baik esensi dari Valentine Day. Mereka menganggap perayaan ini sama saja dengan perayaan-perayaan lain seperti Hari Ibu, Hari Pahlawan, dan sebagainya. Padahal kenyataannya sama sekali berbeda. 

Hari Ibu, Hari Pahlawan, dan semacamnya sedikit pun tidak mengandung muatan religius. Sedangkan Valentine Day sarat dengan muatan religius, bahkan bagi orang Islam yang ikut-ikutan merayakannya, hukumnya bisa musyrik, karena merayakan Valentine Day tidak bisa tidak berarti juga ikut mengakui Yesus sebagai Tuhan. Naudzubilahi min Dzalik. Mengapa demikian?

Sesungguhnya, belum ada kesepakatan final di antara para sejarawan tentang apa yang sebenarnya terjadi yang kemudian diperingati sebagai hari Valentine. Dalam buku ‘Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Hallowen: So What?” (Rizki Ridyasmara, Pusaka Alkautsar, 2005), sejarah Valentine Day dikupas secara detil. Inilah salinannya: 

Ada banyak versi tentang asal dari perayaan Hari Valentine ini. Yang paling populer memang kisah dari Santo Valentinus yang diyakini hidup pada masa Kaisar Claudius II yang kemudian menemui ajal pada tanggal 14 Februari 269 M. Namun ini pun ada beberapa versi. Yang jelas dan tidak memiliki silang pendapat adalah kalau kita menelisik lebih jauh lagi ke dalam tradisi paganisme (dewa-dewi) Romawi Kuno, sesuatu yang dipenuhi dengan legenda, mitos, dan penyembahan berhala.

Menurut pandangan tradisi Roma Kuno, pertengahan bulan Februari memang sudah dikenal sebagai periode cinta dan kesuburan. Dalam tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari disebut sebagai bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera. 

Di Roma kuno, 15 Februari dikenal sebagai hari raya Lupercalia, yang merujuk kepada nama salah satu dewa bernama Lupercus, sang dewa kesuburan. Dewa ini digambarkan sebagai laki-laki yang setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. 

Di zaman Roma Kuno, para pendeta tiap tanggal 15 Februari akan melakukan ritual penyembahan kepada Dewa Lupercus dengan mempersembahkan korban berupa kambing kepada sang dewa. 

Setelah itu mereka minum anggur dan akan lari-lari di jalan-jalan dalam kota Roma sambil membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Para perempuan muda akan berebut untuk disentuh kulit kambing itu karena mereka percaya bahwa sentuhan kulit kambing tersebut akan bisa mendatangkan kesuburan bagi mereka. Sesuatu yang sangat dibanggakan di Roma kala itu. 

Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno yang berlangsung antara tanggal 13-18 Februari, di mana pada tanggal 15 Februari mencapai puncaknya. Dua hari pertama (13-14 Februari), dipersembahkan untuk dewi cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata. 

Pada hari ini, para pemuda berkumpul dan mengundi nama-nama gadis di dalam sebuah kotak. Lalu setiap pemuda dipersilakan mengambil nama secara acak. Gadis yang namanya ke luar harus menjadi kekasihnya selama setahun penuh untuk bersenang-senang dan menjadi obyek hiburan sang pemuda yang memilihnya. 

Keesokan harinya, 15 Februari, mereka ke kuil untuk meminta perlindungan Dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, para lelaki muda melecut gadis-gadis dengan kulit binatang. Para perempuann itu berebutan untuk bisa mendapat lecutan karena menganggap bahwa kian banyak mendapat lecutan maka mereka akan bertambah cantik dan subur. 

Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara paganisme (berhala) ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani. Antara lain mereka mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I. 

Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati Santo Valentine yang kebetulan meninggal pada tanggal 14 Februari.

Tentang siapa sesungguhnya Santo Valentinus sendiri, seperti telah disinggung di muka, para sejarawan masih berbeda pendapat. Saat ini sekurangnya ada tiga nama Valentine yang meninggal pada 14 Februari. Seorang di antaranya dilukiskan sebagai orang yang mati pada masa Romawi. Namun ini pun tidak pernah ada penjelasan yang detil siapa sesungguhnya “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda. 

Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II yang memerintahkan Kerajaan Roma berang dan memerintahkan agar menangkap dan memenjarakan Santo Valentine karena ia dengan berani menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih, sembari menolak menyembah tuhan-tuhannya orang Romawi. Orang-orang yang bersimpati pada Santo Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya. 

Versi kedua menceritakan, Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat di dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Sebab itu kaisar lalu melarang para pemuda yang menjadi tentara untuk menikah. Tindakan kaisar ini diam-diam mendapat tentangan dari Santo Valentine dan ia secara diam-diam pula menikahkan banyak pemuda hingga ia ketahuan dan ditangkap. Kaisar Cladius memutuskan hukuman gantung bagi Santo Valentine. Eksekusi dilakukan pada tanggal 14 Februari 269 M. 

Demikian sejarah tentang Valentine Day yang selalu diperingati pada tanggal 14 Februari. Semoga ulasan singkat ini dapat memberi pengetahuan bagi kita.

Amiiin.. !!!