Ayah adalah Kepala Keluarga yang saban hari sibuk dengan berbagai aktifitas dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagai Ayah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Seorang Ayah memang tidak diragukan lagi dalam berupaya dan berusaha untuk membahagiakan keluarganya dengan semangat tanpa mengenal lelah.
Ayah dan Anak |
Namun demikian, bagi para ayah yang sibuk, terkadang kualitas mengasuh anak yang baik serta kasih sayang sering terabaikan untuk anak-anaknya, hanya dikarenakan memenuhi tanggung jawab sebagai seorang ayah. Maka oleh sebab itu jangan abaikan mereka dan pergunakan sisa-sisa perjuangan dalam mencari nafkah untuk mereka dengan cara berikut :
1. Berhati-hati dalam tutur dan kata saat anak bangun dan akan tidur
Saat anak bangun tidur, bangunkan ia secara dengan kalimat yang baik sambil diusap-usap. Kalimat pertama yang didengar anak baik bagi seharian kehidupannya.
Lalu, sebelum tidur jangan biarkan ia tidur di depan televisi. Sebaiknya ayah menghantarkan ia tidur sambil menanyakan kepadanya apa hal yang paling menarik pada hari tersebut. Dengan demikian anak akan menceritakan hal baik dan bahkan terburuk, sehingga akan terjalin komumikasi dengan si anak. Jikapun ia menceritakan hal yang terburuk, maka peran ayah harus bisa memberikan dukungan semangat di dalamnya dan jika baik ayah sudah sepatutnya memberikan apresiasi.
2. Melibatkan Anak
Jikapun hanya memiliki sedikit waktu, usahakan melakukan sesuatu bersama anak dengan melibatkan dia. Misalnya saat menceritakan dongeng di malam hari, libatkan ia sejak awal serta bangunlah suasana interaktif dengan anak. Dengan demikian dia tidak hanya sebagai pendengar, akan tetapi beri juga ia ruang untuk bertanya, agar rasa ingin tahunya akan terangsang dan nalarnya pun terbiasa berfantasi ketika mendengar dongeng tersebut.
3. Pahami Kondisi dan Pola Asuh Anak
Ada saat - saat tertentu, seorang ayah dituntut untuk memahami tentang tingkah laku anaknya. Hal ini dikarenakan pola asuh anak tidak akan sama disetiap rentang usia. Anak usia 0-10 tahun orangtua lebih banyak berbicara (70%) dan mendengarkan (30%). Hal ini disebabkan pada usia ini anak
sedang dalam proses menyimpan kosa kata dan juga sering meniru.
Sementara bagi anak pra-remaja hingga remaja, harus banyak mendengar (70%) dan berbicara (30%). Hal ini dikarenakan pada usia ini, anak-anak menginginkan dukungan dan apresiasi terhadap apa yang dilakukannya. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan tanpa perhatian dan pengawasan orang tua terhadap apa yang dibuatnya..
4. Cintai Anak Apa Adanya
Kita sering melihat, terkadang seorang anak membeda - bedakan dan bahkan membanding - kemampuan bandingkan anak. Sehingga hal ini akan memubuat anak menjadi kurang percaya diri dan cendrung memilki mental yang rapuh. Maka oleh sebab itu tunjukkan wujud cinta apa adanya. Misal Bila sianak dapat peringkat atau tidak cara kita memperlakukan dia tetap dengan santun, baik dan memiliki dedikasi sehingga tidak membeda - bedakan.
Demikian tips singkat ini, semoga bermamfaat.