Kamis, 22 September 2016

Pikun? Hindari dengan 5 Hal Ini

Demensia atau pikun dideskripsikan oleh Alzheimer Disease International (ADI) sebagai penyakit yang berdampak besar tak hanya untuk sang pengidap tapi juga orang-orang disekitarnya. Karena memori dan emosi perlahan digerogoti, maka seorang pengidap akan sangat membutuhkan bantuan untuk menjalani hidup sehari-hari.
Pikun | Foto detik
Tidak ada obat yang bisa mengobati demensia namun menurut Deputi Direktur Alzheimer's Disease International (ADI) untuk Asia Pasifik, DY Suharya, setidaknya ada 5 hal yang bisa dilakukan seseorang untuk menghindari penyakit seperti:

1. Jaga emosi
Saat tubuh mengalami stres otak akan memproduksi hormon kortisol. Nah pada pengidap alzheimer tingkat kortisol yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan kerusakan lebih parah pada hippocampus atau area otak yang berhubungan dengan ingatan.

"Hippocampus akan menjadi satu-satunya area pertama yang terkena dampak. Dan stres kronis juga dapat menyebabkan beberapa risiko pada demensia," tutur dr Laura Phipps, peneliti alzheimer di Inggris, dikutip dari Telegraph.

Dilansir Reuters, perempuan juga disebut lebih mudah terkena alzheimer dibanding pria karena perempuan umumnya cenderung memiliki perasaan yang lebih peka. Sehingga, mereka lebih sering merasa cemas, cemburu, murung serta merasa tertekan.

2. Pola makan sehat
Diet mediterania yang didominasi oleh buah, sayur, kacang-kacangan dan ikan ternyata tak hanya mampu menjaga berat badan tetap ideal. Studi membuktikan diet ini ternyata juga bermanfaat bagi otak.

Studi pada 674 orang lansia oleh peneliti dari Columbia University menunjukkan pola makan diet mediterania dapat membuat jumlah sel otak muda lebih banyak. Hal ini dikarenakan proses penuaan sel di otak mereka berjalan lebih lambat dibandingkan orang yang tidak melakukan diet mediterania.

3. Olahraga
Dalam studi yang dilakukan pada tikus oleh peneliti New York University, dengan rutin berolahraga maka bahan kimia tertentu secara alami diproduksi di otak. Bahan ini pun kemudian meningkatkan produksi BDNF atau yang disebut oleh para peneliti sebagai 'Miracle-Gro'. Zat ini secara alami memiliki peran dalam meningkatkan kapasitas memori dan pertumbuhan sel-sel saraf.

Karen Postal dari American Academy of Clinical Neuropsychology juga menambahkan bahwa berlari selama 30-40 menit setiap hari membantu meningkatkan aliran darah ke otak. Berkat hal tersebut kemampuan kognitif seseorang diyakini bisa meningkat.

4. Gunakan otak
Saat sudah pensiun jangan berhenti untuk melakukan aktivitas. Isi hari dengan menjalankan hobi atau suatu kegiatan yang membuat otak untuk terus berpikir seperti misalnya mengisi teka-teki silang atau bermain sudoku.

Penelitian oleh Mind Research Network menemukan orang-orang yang sering bermain teka-teki ketika masuk ke level yang lebih sulit, otak akan menambah jumlah glukosa sehingga menebalkan koneksi neuron-neuron yang ada. Pada ujungnya hal tersebut dapat meningkatkan fungsi kognitif otak.

5. Sosialisasi
Penelitian yang dilakukan oleh Oxford University menunjukkan orang dengan teman yang lebih banyak mempunyai otak yang lebih besar dan lebih terhubung antara neuron. Sebaliknya, orang dengan pergaulan terbatas mempunyai jaringan hubungan otak yang kurang baik.

Hal tersebut dikarenakan ketika kita berinteraksi dengan orang lain, otak secara cepat mengirim pesan dan kesan sehingga orang-orang yang mempunyai pergaulan lebih luas dapat lebih cepat mengambil keputusan.

Comments


EmoticonEmoticon