Senin, 21 Desember 2015

Ini 5 ular yang paling berbisa di Indonesia

Ular adalah reptilia tak berkaki dan bertubuh panjang. Ular memiliki sisik seperti kadal dan sama-sama digolongkan ke dalam reptil bersisik (Squamata). Perbedaannya adalah kadal pada umumnya berkaki, memiliki lubang telinga, dan kelopak mata yang dapat dibuka tutup, namun ular tetap dapat dibedakan karena ular tidak memiliki telinga dan kelopak mata.

Dari cara makannya, Ular dikategorikan sebagai hewan karnivora, mereka memangsa berbagai jenis hewan lebih kecil dari tubuhnya. Ular pohon dan ular darat memangsa burung, mamalia, kodok, jenis-jenis reptil yang lain, termasuk telur-telurnya. Ular-ular besar seperti ular sanca kembang dapat memangsa kambing, kijang, rusa dan bahkan manusia

Sebagai makhluk yang dapat hidup di gunung, hutan, gurun, dataran rendah, lahan pertanian, lingkungan pemukiman, sampai ke lautan, tentu sangat banyak jenis ular berbisa yang hidup di dipermukaan bumi ini tidak terkecuali Indonesia. Sebagian hidup di dekat pemukiman manusia. Kenali jenisnya dan hati-hati.

Ada beberapa jenis bisa atau racun ular. Pertama adalah hemotoxin yang berefek sensasi terbakar yang sangat panas. Untuk bisa cardiotoxin berimbas ke jantung yang dapat menghentikan denyut pompa jantung. 

Lalu ada neurotoxin yang menyerang saraf. Efeknya bagi korban adalah rasa kantuk yang luar biasa oleh sebab itu jika terkena bisa jangan sampai korban tertidur karena akan tertidur selamanya.

Berikut lima ular paling berbisa di Indonesia menurut Sioux, Lembaga Studi Ular Indonesia:

1. King Cobra (Ophiophagus hannah) 
King Cobra
Ular ini memiliki bisa yang sangat lengkap dan mengandung neurotoxin, cardiotoxin, dan hemotoxin. Disebut lengkap lantaran semuanya dimiliki oleh King Cobra. Ular ini bisa berdiri sepertiga dari badannya jika bersiap menyerang. Panjangnya bisa mencapai 6 sampai 7 meter.

Ular ini sering bersembunyi didalam lubang tikus karena makanan utamanya adalah tikus. Dia juga memakan ular lain. Selain lubang tikus King Cobra juga suka berada di tumpukan genting rumah.

Dibanding cobra biasa, warna kulit King Cobra agak gelap. Ular king cobra menggigit korbannya kemudian meracuni korbannya dengan bisa yang dia punya dengan akibat sangat fatal.

2. Cobra (Naja sputatrix) 
Cobra
Cobra dengan King Cobra, serupa tapi tak sama. Panjang ular cobra ini tidak sepanjang dari hanya mencapai 2 sampai 3 meter. Dia juga tidak bisa berdiri.

Bahaya dari ular Cobra adalah dia mampu menyemburkan bisanya ke korban. Bisa yang dimiliki oleh cobra adalah Neurotoxin dan Hemotoxin.

Sama seperti King Cobra, ular cobra sering ditemukan di lubang-lubang tikus.

3. Welang (Bungarus fasciatus) 
Welang
Ular ini biasa ditemukan di pinggir sungai. Kulitnya bergaris-garis hitam dan kuning. dia aktif pada malam hari. Kadang ditemukan berada dalam rumah.

Jenis racun yang dimiliki oleh ular ini adalah neurotoxin yang memiliki efek ngantuk bagi korban yang terkena gigitannya. Oleh sebab itu disarankan bagi korban yang terkena gigitan ular Welang jika mulai terasa ngantuk jangan pernah tidur karena akan menimbulkan kematian.

Panjang dari ular welang bisa mencapai 2 sampai 3 meter. Makanan dari ular ini adalah katak bahkan sesama ular welang sendiri.

4. Weling (Bungarus candidus) 
Weling
Tidak jauh berbeda dengan Welang, ular Weling ditemukan dipinggir pinggir sungai. Bisa yang dimiliki oleh ular yang panjangnya bisa mencapai 2 meter ini adalah Neurotoxin.

Weling memiliki garis hitam dan putih. Ular ini tidak agresif. Dia hanya akan menyerang jika terpaksa.

5. Ular Tanah 
Ular Tanah 
Ular tanah atau yang biasa disebut gibug oleh orang sunda tinggal di tanah dan berkamuflase di antara dedaunan kering. Bisa yang dimiliki oleh ular tanah ini adalah bisa Hemotoxin yang memiliki efek sensasi panas yang membakar bagi korbannya.

Panjang dari ular tanah sendiri tidak terlalu panjang hanya 80 cm saja. Hanya saja ukurannya yang tidak panjang membuat ular ini terlihat 'bantet'.



Merdeka.com
Comments